Jakarta (ANTARA News) - Tidak lama lagi penduduk pulau-pulau terluar di Indonesia yang selama ini seolah "bukan bagian dari Indonesia" tidak akan terisolasi lagi, terutama dalam hal informasi, karena Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) akan menyapa mereka. Direktur Utama LPP RRI Parni Hadi kepada pers di Jakarta, Sabtu malam, menjelaskan, pihaknya sedang merintis "sabuk pengaman informasi" melalui siaran langsung dan sentral dari pulau-pulau terluar dan daerah perbatasan. Siaran itu dimulai dari Pulau Morotai di Maluku Utara, Miangas di Sulawesi Utara yang berbatasan langsung dengan Pulau Mindanao, Filipina, dan Pulau Bras di Irian Jaya Barat yang berbatasan langsung dengan Negara Kepulauan Palau. Menurut Parni, beberapa daerah perbatasan RI selama ini lebih banyak menerima informasi yang berasal dari lembaga penyiaran asing daripada dari dari dalam negeri, termasuk RRI. Oleh karena itu pihaknya kini merancang program siaran perbatasan dan memperkuat daya pancar stasiun RRI di daerah perbatasan. "Kita perkuat siaran di daerah-daerah terpencil. Ini untuk menjaga integritas NKRI. Kami khawatir orang Indonesia yang ada di pulau-pulau terluar justru mendengar informasi tentang Indonesia dari radio asing," kata mantan Pemimpin Umum LKBN ANTARA tersebut. Sebagai lembaga penyiaran publik, kata Parni, salah satu tugas RRI adalah memberikan layanan yang terjangkau masyarakat di seluruh penjuru tanah air. Oleh karena itu, RRI telah mengadakan penambahan pemancar relay di 130 lokasi yang dananya berasal dari pinjaman lunak pemerintah Jerman. Sedangkan RRI Banda Aceh yang rusak akibat gempa dan tsunami pada Desember 2004 kini telah direhabilitasi dengan dana hibah dari pemerintah Jepang. RRI kini juga sedang memproses dana hibah dari Jepang untuk mengadakan pemancar MW 10 KW di Tarakan dan Toli Toli serta pemancar dengan peralatan sistem peringatan dini. "Kami juga sedang mempersiapkan pembangunan stasiun RRI di Meulaboh, Aceh Barat dan Boven Digoel, Tanah Merah, Papua. Insya Allah ini akan menunjukkan bahwa RRI memang dapat membantu menjaga integritas NKRI dari wilayah terbarat hingga tertimur Indonesia," katanya. Sebagai lembaga penyiaran publik RRI juga tidak mengabaikan warga Indonesia yang menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri, terutama di Malaysia dan Brunei Darussalam. RRI telah mengadakan pembicaraan dengan radio RTM milik pemerintah Malaysia, dan RTB milik pemerintah Brunei.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006