Keberlanjutan ini gerakan sedunia dan sebuah keniscayaan. Potensinya sangat besar karena itu bukan hanya soal lingkungan, tetapi juga sosial.

Medan (ANTARA) - Bank BTPN menyatakan sektor ekonomi hijau atau berkelanjutan di Indonesia memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan demi keberlangsungan lingkungan dan kehidupan masyarakat.

"Keberlanjutan ini gerakan sedunia dan sebuah keniscayaan. Potensinya sangat besar karena itu bukan hanya soal lingkungan, tetapi juga sosial," ujar Communications and Daya Head Bank BTPN Andrie Darusman saat berbincang dengan pewarta, di Medan, Sumatera Utara (Sumut), Rabu.

Andrie melanjutkan, ekonomi hijau sudah seharusnya digalakkan demi menjaga kelestarian bumi.

Dunia internasional, dia menambahkan, juga memperhatikan potensi ekonomi hijau di Indonesia tersebut.

Salah satunya terlihat ketika International Finance Corporation (IFC) menginvestasikan dana hingga 500 juta dolar AS di Bank BTPN untuk penerbitan obligasi sosial dan obligasi hijau.

Penerbitan obligasi tersebut menjadi yang pertama bagi Bank BTPN. Dengan itu, mereka memperkuat upaya mendukung sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia, khususnya bisnis-bisnis yang dipimpin oleh perempuan serta memperhatikan keberlanjutan lingkungan.
Baca juga: BTPN catat pertumbuhan penyaluran kredit 24 persen di triwulan I-2024

Investasi IFC dalam penerbitan obligasi sosial oleh Bank BTPN untuk membiayai UMKM untuk menutup kesenjangan pembiayaan UMKM yang mencapai 166 miliar dolar AS, dan akan disalurkan terutama untuk pemimpin perempuan.

Sedangkan obligasi hijau diterbitkan BTPN untuk membiayai berbagai proyek berwawasan lingkungan yang diharapkan dapat mengurangi total emisi gas rumah kaca setara dengan 137.326 ton karbon dioksida per tahun.

"Itu memperlihatkan betapa IFC mengapresiasi visi soal bisnis berkelanjutan," kata Andrie.

Bank BTPN, dia meneruskan, sudah memberikan pembiayaan untuk bisnis berkelanjutan sebesar Rp15,69 triliun mulai Januari-Maret 2024.

Porsi terbesar pembiayaan itu adalah untuk UMKM, yaitu Rp8,1 triliun, disusul sektor pengelolaan sumber daya alam (SDA) dan lahan berkelanjutan Rp4,7 triliun, energi terbarukan Rp1,2 triliun, produk ramah lingkungan Rp660 miliar, bangunan berwawasan lingkungan Rp560 miliar, efisiensi energi Rp360 miliar, dan transportasi ramah lingkungan Rp100 miliar.

"Kami terus mendukung 'Sustainable Development Goals' (SDGs) yang bertujuan untuk mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan," ujar Andrie.
Baca juga: BTPN hadirkan layanan kustodian usai dapat persetujuan dari OJK
Baca juga: BTPN beri kredit sindikasi 450 juta dolar ke IMGSL guna kembangkan EV

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024