Jakarta (ANTARA) - Pelatih pelatnas atletik Indonesia Eni Nuraini mengungkapkan pelaksanaan latihan sprinter andalan Lalu Muhammad Zohri menuju Olimpiade Paris 2024 difokuskan pada menjaga stabilitas kecepatan maksimum.

"Sekarang ini puncak kecepatan Zohri itu sudah di 60 meter sampai 70 meter sehingga latihan difokuskan pada menjaga stabilitas kecepatan tertingginya," ujar Nuraini kepada awak media saat mengawal sesi latihan Zohri di Stadion Madya, Komplek Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan, kecepatan maksimum sprinter pada umumnya terjadi pada jarak 80 meter dan sulit untuk menambah lagi pada jarak tersisa menuju 100 meter.

Saat ini, kata dia, kecepatan maksimum Zohri terus digenjot sehingga ketikan mencapai titik maksimum bisa menjaga kecepatan hingga finis.

"Jadi memang harus selalu tenang, teknik bagus agar kecepatan tidak turun, harus stabil," ujarnya.

Baca juga: Zohri semakin tertantang untuk catatkan waktu di bawah 10 detik

Saat ini, kata dia, Zohri dalam kondisi kesehatan yang sudah bagus setelah cedera yang dialami sehingga terus menjalani latihan secara intensif.

Eni mengatakan, dalam latihan menuju Olimpiade Paris, ia tidak memberikan tekanan yang tinggi terhadap Zohri, melainkan menciptakan kondisi yang mendukung mentalnya agar lebih siap bertanding dalam kompetisi olahraga tertinggi dunia.

Ia juga selalu mengingatkan Zohri agar menjaga kondisinya dengan baik agar tetap prima hingga bisa menyuguhkan penampilan terbaiknya di Paris.

"Biasanya setelah latihan kami berdoa dan saya ingatkan agar jaga kondisi jangan sampai cedera. Itu memang harus menjadi kesadaran dari diri sendiri," ujarnya.

Eni berharap latihan yang dijalani Zohri membuatnya mencapai hasil terbaik, minimal seperti saat ia mencatatkan waktu terbaiknya.

Catatan waktu terbaik atlet berusia 23 tahun itu ialah 10,03 detik pada ajang Osaka Grand Prix di Jepang ketika memastikan lolos ke Olimpiade Tokyo 2020.

Adapun, Zohri lolos mengantongi tiket berkompetisi pada Olimpiade Paris 2024 melalui jalur alokasi kuota universality place atau unqualified athletes yang merupakan salah satu sistem kualifikasi yang diterapkan federasi olahraga internasional yang mengizinkan National Olympic Comittee (NOC), yang gagal meloloskan atletnya ke salah satu cabang olahraga Olimpiade, untuk mengajukan satu atlet putra dan putri peringkat tertinggi agar tampil di Paris.

Baca juga: Zohri keluhkan arena latihan atletik tak memadai menuju Olimpiade

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2024