Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi II DPR RI Agun Gunandjar Sudarsa meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menguji ulang kualitas tinta sidik jari yang akan digunakan pada Pemilihan Legislatif 9 April 2014 mendatang.
Hal ini agar tidak muncul kecurigaan maupun potensi kecurangan dalam pemilu 2014 nanti. "Persoalan kualitas tinta perlu ada pengujian kembali, supaya dispute pendapat antara KPU dan Bawaslu bisa diselesaikan," kata Agun di Gedung DPR RI di Jakarta, Jumat.
Politisi Partai Golkar ini mengatakan pengujian ulang itu penting karena kualitas tinta merupakan faktor penting dalam pemilu. "Salah satu aspek dari luber jurdil itu dibuktikan dengan tidak terjadinya seseorang menggunakan hak pilih lebih dari sekali. Tinta ini diadakan untuk mencegah itu," paparnya.
Agun pun menyatakan pengujian bersama tersebut harus secepatnya mengingat jadwal pemilu yang makin dekat. DPR juga akan mengawasi pengujian kualitas tinta tersebut.
Bawaslu menyampaikan temuan pengawasan bahwa kualitas tinta Pemilu 2014 buruk karena bisa hilang dalam dua jam. Tetapi, KPU berpandangan bahwa tinta sudah sesuai standar. Bahkan, Ketua KPU, Husni Kamil, menyebut tinta pemilu bisa bertahan hingga tiga hari.
Deputi Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), Masykurudin Hafidz, juga mendorong KPU dan Bawaslu melakukan cek bersama, yakni membandingkan apa yang ada di spesifikasi dengan realitas produksi tinta.
"Dengan begitu, akan terlihat di mana letak kesalahannya, kualitasnya yang dikurangi oleh pemenang tender, atau memang spesifikasi yang kurang teliti," ujarnya.
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014