Saya tanda tangan (nota kesepahaman) dengan PIHC pagi. Sorenya, saya tanda tangan dengan Sang Hyang Seri, Unhas, BRIN, BNI dan mitra BUMDes
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan pihaknya menggandeng lintas pemangku kepentingan mulai bidang pangan hingga perbankan guna mewujudkan ekosistem budidaya pertanian ideal.

"Kami menggandeng PIHC (Pupuk Indonesia Holding Company) atau Pupuk Indonesia. Saya tanda tangan (nota kesepahaman) dengan PIHC pagi. Sorenya, saya tanda tangan dengan Sang Hyang Seri, Unhas, BRIN, BNI dan mitra BUMDes untuk hal yang sama," kata Bayu melalui telepon di Jakarta, Selasa.

Bayu menyampaikan, penandatanganan nota kesepahaman bersama lintas pemangku kepentingan yang dilakukan di Kantor Bulog, merupakan salah satu upaya dalam pembentukan ekosistem budidaya pertanian yang ideal.

Upaya itu diwujudkan melalui berbagai komponen BUMN dan swasta yang berkolaborasi dalam upaya menuju Program Makmur Kementerian BUMN yang diinisiasi oleh PT. Pupuk Indonesia.

Ia mengatakan, transformasi yang dilakukan pihaknya dalam mewujudkan ekosistem budidaya pertanian yang ideal melalui Program Mitra Tani Bulog dilakukan bersinergi dengan Program Makmur PT Pupuk Indonesia.

Bayu menyampaikan bahwa slogan “Mengantarkan Kebaikan” menjadi kiblat Perum Bulog dalam upaya mensejahterakan petani yang sesuai dengan tujuan pemerintah.

Ia mengatakan, dalam meningkatkan produktivitas, provitas lahan dan keberlanjutan pertanian harus melibatkan pemangku kepentingan terkait.

"Perum Bulog melalui Program Mitra Tani bersinergi dan berkolaborasi dengan mitra budi daya di penjuru negeri sehingga budi daya pertanian bisa dirangkai secara ideal dalam ekosistem yang mendukung Makmur BUMN," ujar Bayu.

Selain berkolaborasi dengan banyak pemangku kepentingan, Program Mitra Tani Perum Bulog menggandeng mitra pangan pengadaan maupun pihak swasta khususnya yang concern dalam pendampingan dan pengembangan budi daya pertanian.

"Implementasi pilot project budidaya pertanian di fokuskan di wilayah-wilayah yang berdekatan dengan sentra penggilingan padi (SPP) Perum Bulog, dimana SPP ini nantinya yang akan melakukan offtake atas hasil panen budidaya," tuturnya.

Bayu menambahkan bahwa ada dua hal yang menjadi critical point dalam kegiatan ini, yang pertama adalah Bulog berharap untuk dapat mengetahui secara real dari basic cost of production dari para petani dan kedua adalah memberikan keuntungan dan pasokan bagi para petani.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi menyampaikan bahwa potensi di Program Makmur sungguh besar.

"Sejauh ini sudah ada 100.180,44 hektare lahan padi yang menjadi binaan Program Makmur," kata Makmur.

Dia berharap dengan adanya sinergi bersama Perum Bulog dapat menambah dan meningkatkan produktivitas pangan nasional.

"Harapan dari PT Pupuk Indonesia adalah bersama Bulog dapat mendukung ketahanan pangan nasional," ujar Rahmad..

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi yang turut hadir dalam kegiatan itu menilai bahwa penandatangan nota kesepahaman itu merupakan sebuah upaya dalam optimalisasi hasil produksi pertanian dalam mewujudkan ketahanan pangan.

"Harapan dari Badan Pangan Nasional adalah semakin banyak lahan binaan dari Program Makmur maka Perum Bulog harus siap menjadi offtaker dari hasil pertanian tersebut," kata Arief.

Nota Kesepahaman yang ditandatangani antara Perum Bulog dan PT. Pupuk Indonesia adalah mengenai optimalisasi produktivasi pertanian dan pembelian hasil panen melalui program makmur serta budidaya lainnya.

Perum Bulog juga menandatangani nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama dengan pemangku kepentingan lainnya, yakni pembiayaan usaha tani, penyediaan agri input, pendampingan budidaya dan teknologi pertanian, penyediaan asuransi gagal panen dan offtake hasil budidaya.

Baca juga: Pupuk Indonesia gandeng Bulog memperkuat kerja sama program Makmur
Baca juga: Bulog siap sinergi serap padi Program Makmur Pupuk Indonesia
Baca juga: Bulog sebut El Nino hingga harga pupuk jadi tantangan pangan nasional


Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024