... meminta maaf kepada penumpang yang akan berangkat dari dan menuju keempat kota itu. Ini demi keselamatan penumpang dan penerbangan... "
Jakarta (ANTARA News) - Menyusul letusan Gunung Kelud pada Kamis malam (13/4) malam, 56 frekuensi penerbangan Citilink dari dan menuju empat bandar udara di Jawa Tengah dan Jawa Timur terpengaruh. 

"Kami terima notice to airmen demikian sebagai dampak dari letusan Gunung Kelud itu, keselamatan dan keamanan penerbangan tetap yang paling penting," kata CEO Citilink, Arif Wibowo, di Jakarta, Jumat pagi. 

Dia mengungkap rute penerbangan yang terdampak itu, yaitu 20 penerbangan dari dan menuju Bandar Udara Internasional Juanda (Surabaya, Jawa Timur), dua penerbangan dari Bandar Udara Adi Sumarmo (Semarang, Jawa Tengah), tiga penerbangan dari Bandar Udara Adi Sucipto (Yogyakarta), dan satu penerbangan dari Bandar Udara Abdulrahman Saleh (Malang, Jawa Timur). 

"Semuanya dikalikan dua, karena pergi dan pulang menuju bandar udara tujuan masing-masing. Juga pendaratan dan keberangkatan armada kami di Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma menuju kota-kota terdampak itu juga ikut terpengaruh," kata Wibowo. 

Khusus Bandar Udara Abdulrahman Saleh, dia menyatakan, "Barusan kami juga menerima notice to airmen bahwa bandara itu bisa ditutup operasionalisasinya sementara waktu."

Terkait pembatalan penerbangan armada Citilink itu, dia meminta maaf kepada semua konsumen. "Kami meminta maaf kepada penumpang yang akan berangkat dari dan menuju keempat kota itu. Ini demi keselamatan penumpang dan penerbangan," kata dia. 

Seluruh armada Citilink memakai pesawat terbang Airbus A-320, dan dia belum bisa menyebutkan potensi kerugian akibat perubahan jadual dan operasionalisasi menyusul letusan Gunung Kelud itu. 

"Sesuai aturan, jika memang penerbangannya tidak bisa dilakukan maka sesuai aturan, pemakai jasa penerbangan kami bisa meminta kembali uang tiket yang telah dibeli atau menjadual ulang. Kami siap melayani," kata Wibowo. 

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014