Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis bedah ortopedi konsultan panggul dan lutut lulusan Universitas Padjajaran dr. Kiki Novito Sp.OT mengatakan operasi lutut tidak hanya dilakukan pada kelompok usia lanjut, namun pada usia muda juga terdapat kasus-kasus yang mengharuskan mereka melakukan operasi lutut karena kerusakan sendi.
“Pada orang muda sering terjadi karena kecelakaan sendinya rusak pecah sehingga apapun dilakukan sendinya pengapuran, kalau jalan sakit, tulang rawannya habis itu indikasi, lalu orang yang pernah infeksi lutut tidak tertangani dengan baik lalu permukaan lututnya jadi kasar, itu indikasi operasi,” kata Kiki dalam acara konferensi pers pengenalan robotik VELYS untuk operasi sendi lutut di RS Medistra Jakarta, Selasa.
Kiki menambahkan, pada usia yang lebih muda, operasi lutut juga perlu dilakukan pada seseorang yang menderita penyakit autoimun rheumatoid artrtitis, di mana imun tubuh menyerang sendinya sendiri hingga rusak.
Baca juga: RS Medistra kembangkan operasi lutut dengan asistensi robotik VELYS
Sedangkan pada usia tua, operasi lutut sering dilakukan karena pengapuran murni atau primer seiring bertambahnya usia, dan pengapuran yang diturunkan secara genetik misalnya dari ibu ke anak perempuannya.
Kiki mengatakan pasien yang menjalani prosedur operasi sendi lutut di dunia mencapai angka 3 juta orang, sedangkan di Amerika ada sekitar 800 ribu orang membutuhkan operasi sendi lutut.
Sementara di Indonesia belum ada data pasti namun dari survei yang pernah dilakukan sekitar 5.000-8.000 orang melakukan operasi lutut.
Baca juga: RSUD Kepri berhasil operasi penggantian bahu pasien berusia 58 tahun
Operasi bisa dilakukan dengan metode konvensional dengan memotong tulang sendi secara manual dan memasang implan sebagai bantalan di sendi lutut. Kiki mengatakan seiring bertambahnya kebutuhan operasi lutut dari tahun ke tahun, maka diperlukan juga inovasi teknologi untuk mempercepat proses operasi dan minimal rasa sakit.
Dengan teknologi asistensi robotik VELYS yang digunakan RS Medistra, Kiki mengatakan akan mempermudah dokter dalam melakukan pemotongan sendi yang lebih presisi dalam memasang implan yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
“Dengan robotic akan membantu memetakan anatomi tulang, tonjolan tulang, arah anatomi tulang dan bagaimana tekanan dalam sendi sehingga saat dipotong akan ada muncul di monitor realisasi feeling dokter ke digitalisasi,” katanya.
Baca juga: Lakukan ini kala nyeri sendi muncul
Baca juga: Lutut kaku saat bangun tidur, waspada pengapuran sendi
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024