Jakarta (ANTARA) - Penggiat konservasi dari Coral Triangle Center (CTC) Marthen Welly mengatakan Indonesia sudah berada di jalur tepat dalam penetapan kawasan konservasi perairan (marine protected area/MPA) dengan semakin mendekati target 10 persen luas perairan.  

"Kawasan konservasi perairan kita sekarang sudah on the track, jadi sudah 416 lebih MPA dengan total 29 juta hektare sekarang. Target 10 persen kita itu 32 juta hektare, tinggal sedikit lagi," kata Marine Conservation Advisor CTC Marthen Welly dalam diskusi Nusantara Ocean Week yang dipantau daring dari Jakarta, Selasa.   

Dia menjelaskan bahwa pemerintah memiliki target untuk menetapkan 32,5 juta hektare wilayah perairan menjadi kawasan konservasi pada 2030 atau 10 persen dari total luas perairan di Tanah Air. Tidak hanya itu, pemerintah juga telah membuat peta jalan mencapai kawasan konservasi perairan 30 persen dari seluruh luas perairan pada 2045.   

Untuk mendukung langkah perluasan kawasan konservasi itu, dia mengatakan upaya perlu dilakukan tidak hanya dalam ranah konservasi tapi pengembangan sumber daya berkelanjutan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.  

Sebagai contoh, dia mengatakan peneliti dapat berperan dalam pengembangan budidaya terumbu karang untuk memastikan tidak ada yang melakukan pengambilan di ekosistem alami.

"Jadi di luar habitatnya, tidak di lokasi. Lokasi ada yang sudah bikin semacam coral farming misalnya, itu mungkin sebagai jalan keluar untuk bagaimana sama-sama jalan nih, jadi yang alami tidak diambil tapi juga dikembangkan," katanya.  

Dalam kesempatan itu dia juga mengingatkan bahwa upaya restorasi dan konservasi terumbu karang perlu terus dilakukan secara konsisten. Mengingat proses panjang yang diperlukan untuk memastikan keberhasilan kedua upaya tersebut.  

Baca juga: Indonesia raih pendanaan 500 ribu euro untuk konservasi hiu di NTB
Baca juga: Bappenas-ICCTF lanjutkan pendanaan untuk konservasi perairan di NTT
Baca juga: Kemenhub: Bandar udara perairan potensi tarik wisatawan ke Indonesia


Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024