Euro menguat kuat, dibeli 1,3678 dolar pada sekitar pukul 22.00 GMT (Jumat pukul 05.00 WIB), naik dari 1,3593 dolar pada Rabu sore, lapor AFP.
Dolar jatuh menjadi 102,15 yen dari 102,50 yen. Namun euro naik sedikit terhadap mata uang Jepang, diperdagangkan pada 139,74 yen dibandingkan dengan 139,33 yen.
Penjualan ritel turun 0,4 persen pada Januari dan angka dua bulan sebelumnya direvisi lebih rendah. Laporan Departemen Perdagangan menimbulkan pertanyaan tentang kekuatan ekonomi AS, yang sangat bergantung pada belanja konsumen untuk pertumbuhannya.
"Semua orang menyalahkan pelemahan dalam penjualan ritel pada cuaca tetapi tidak ada pertanyaan bahwa perlambatan pertumbuhan lapangan pekerjaan pada Desember dan Januari juga memberikan kontribusi terhadap kontraksi dalam permintaan," kata Kathy Lien dari BK Asset Management.
"Jika para ekonom menyalahkan kemunduran dalam pengeluaran karena cuaca buruk, maka kita juga dapat mengaitkan kekecewaan pasar dan aksi jual dalam dolar ke alam," tambahnya.
Sementara itu, euro menghadapi sebuah tes pada Jumat ketika angka produk domestik bruto zona euro untuk kuartal keempat dirilis, kata Lien.
"Angka baik kemungkinan besar akan mendorong euro/dolar AS di atas 1,37 dolar, terutama setelah laporan penjualan ritel AS lebih lemah hari ini," katanya.
Tetapi kontraksi dalam pertumbuhan akan "mengingatkan semua orang bahwa Bank Sentral Eropa masih mempertimbangkan kebijakan moneter lebih longgar karena Federal Reserve mulai mengurangi program stimulus tersebut."
Pound memperpanjang lonjakan Rabu didukung langkah bank sentral Inggris, Bank of England (BoI), meningkatkan prospek ekonomi dan merevisi pedoman kebijakannya. Sterling diambil 1,6653 dolar, naik dari 1,6593 dolar.
Dolar jatuh ke 0,8934 franc Swiss dari 0,9004 franc.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014