...kalau jaringan listrik terganggu erupsi Gunung Kelud, maka akan mati dengan sendirinya, namun jika tidak terganggu ya akan tetap menyala."
Blitar (ANTARA News) - Jaringan listrik PLN di daerah sekitar Gunung Kelud, terutama di seputar wilayah "garis merah" atau berbahaya yang warganya harus diungsikan, seperti di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Jumat dini hari mulai dipadamkan di tengah warga yang tunggang langgang mengungsi ke selatan arah Kota Blitar.
Namun di daerah tetangganya, Kutukan, Kecamatan Garum, yang juga masuk "garis merah" listrik masih menyala. "Lampu-lampu di sini masih menyala, sehingga warga lebih mudah menuju pengungsian. Daerah tetangga, Nglegok, listrik sudah padam," kata Isnu, warga Kutukan yang berhasil dihubungi melalui telepon.
Prima, salah seorang petugas instalatir PLN, yang baru melakukan pengecekan ke PLN Ranting Wlingi, membenarkan listrik di Nglegok sudah dipadamkan, sedangkan daerah Garum hingga Gandusari, masih menyala.
PLN Ranting Wlingi yang membawahi daerah jaringan listrik hingga "daerah merah" dibiarkan tetap menyala guna memudahkan jalannya pengungsian warga.
Menurut dia, pimpinan PLN Ranting Wlingi sementara menetapkan kebijakan membiarkan jaringan listrik sampai daerah pengungsian di Gandusari yang berada dalam radius 5-10 kilometer dari Gunung Kelud, dibiarkan menyala sampai mati dengan sendirinya.
"Artinya, kalau jaringan listrik terganggu erupsi Gunung Kelud, maka akan mati dengan sendirinya, namun jika tidak terganggu ya akan tetap menyala," ujar Prima.
Warga umumnya merasa khawatir jika jaringan listrik dimatikan, sebab selain suasana akan gelap, juga tidak akan bisa menyedot air dari sumur bor, sementara distribusi air PDAM seperti di komplek perumahan Pondok Delta, Kaweron, Kecamatan Talun, diperkirakan bakal mati akibat kolam pengolah air bersih itu di daerah hulu dekat Gunung Kelud, tercemar abu dan kerikil vulkanik.
Jika aliran listrik mati, warga juga akan kesulitan untuk memasak dan melakukan aktivitas lainnya seperti yang biasa dikerjakan sehari-hari. (T007/M026)
Pewarta: Tunggul Susilo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014