Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis mata konsultan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo menyebut bahwa individu yang sudah berusia 40 tahun ke atas pada umumnya rentan terkena penyakit ablasio retina sehingga diharapkan dapat segera memeriksakan kondisi matanya.
“Memang penyandang ablasio retina ini umumnya berusia 40 tahun ke atas, yang lebih banyak itu. Jadi kami anjurkan untuk melakukan pemeriksaan mata secara berkala,” kata Dr. dr. Gitalisa Andayani, Sp.M (K) dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa.
Gita menuturkan ablasio retina adalah kondisi berbahaya di mana retina yang berada di bagian belakang mata terlepas dari posisinya. Hal ini menyebabkan penderita kesulitan untuk melihat suatu objek secara jelas.
Baca juga: Bercak hitam di mata tanda awal ablasio retina
Umumnya pasien akan melihat kilatan atau bintik-bintik terbang yang bergerak mengikuti pergerakan bola mata. Pada kondisi selanjutnya, pasien akan mengeluh bahwa ada bayangan yang mengganggu penglihatannya.
“Jadi pasien akan bilang tidak bisa melihat muka dokter karena tertutup bayangan tersebut. Tentu kalau ablasio retina terjadi, pasien tidak bisa melihat dan harus segera datang ke dokter mata,” ucap alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.
Penyebab terjadinya ablasio retina bermacam-macam, mulai dari faktor bertambahnya usia dan adanya cairan yang menumpuk di bagian belakang retina. Terkait dengan penyebab kerobekan retina, ia menjelaskan bahwa pemicunya bisa berasal dari proses degeneratif usia atau trauma terbentur maupun bekas operasi.
Baca juga: Penemu metode operasi ablasio retina mata raih gelar doktor di UGM
“Satu lagi, kondisi ini (ablasio retina) juga lebih banyak didapat pada orang berkacamata minus, yang sering dianggap sebagai faktor risiko juga. Yang dianggap minus tinggi itu minus 6 ke atas ya, tapi tidak menutup kemungkinan ada juga yang katanya kasus ditemukan pada minus yang lebih rendah,” katanya.
Maka dari itu sebagai bentuk antisipasi, ia menganjurkan agar masyarakat yang mengalami gejala maupun yang sudah berusia 40 tahun ke atas untuk mulai melakukan pemeriksaan secara berkala satu atau dua tahun sekali ke dokter mata.
Gita menjelaskan selain mengurangi potensi terkena ablasio retina, pemeriksaan juga dapat melihat apakah orang tersebut memiliki penyakit glaukoma, katarak atau sudah membutuhkan kacamata baca di usianya.
Baca juga: Dokter: Gula darah tidak terkontrol dapat sebabkan kelainan retina
“Jadi kalau kita sudah melihat bintik-bintik ataupun serabut yang melayang atau melihat kilat itu segera kita periksakan mata kita,” ucap Gita.
Namun, ia tetap menekankan kesehatan mata harus sudah mulai diperhatikan sejak masih berusia anak-anak, supaya bisa meminimalisasi berbagai penyakit mata yang mengganggu penglihatan di usia lanjut.
Baca juga: Topcon perkenalkan kamera retina non-mydriatic NW500
Baca juga: Masalah retina mata perlu segera ditangani agar tidak jadi kebutaan
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024