Kondisi ini di antaranya tercermin dari aset bank umum yang mengalami peningkatan sebesar Rp10,39 triliun atau 15,34 persen yoy,.....

Palangka Raya (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalimantan Tengah (Kalteng) menyatakan, berdasarkan posisi pada April 2024, kinerja bank umum di setempat baik konvensional maupun syariah mengalami pertumbuhan cukup signifikan dibanding posisi April 2023.

"Kondisi ini di antaranya tercermin dari aset bank umum yang mengalami peningkatan sebesar Rp10,39 triliun atau 15,34 persen yoy, atau dari sebesar Rp67,70 triliun pada April 2023 menjadi sebesar Rp78,09 triliun pada April 2024," kata Kepala OJK Kalteng Primandanu Febriyan Aziz di Palangka Raya, Selasa.

Bahkan peningkatan tak hanya terjadi jika dibandingkan April 2023, namun juga dibandingkan April 2022 yang mencapai sebesar Rp58,47 triliun.

Baca juga: OJK minta perbankan untuk memperkuat sistem keamanan siber

Selanjutnya untuk dana pihak ketiga (DPK) tumbuh sebesar Rp6,56 triliun atau 17,98 persen yoy, yakni dari sebesar Rp36,47 triliun pada April 2023 menjadi sebesar Rp43,03 triliun pada April 2024.

Kemudian dari sisi kredit/pembiayaan juga mengalami peningkatan, yakni sebesar Rp3,26 triliun atau 7,58 persen yoy, dari sebesar Rp43 triliun pada April 2023 menjadi sebesar Rp46,26 triliun pada April 2024, dengan tingkat kredit bermasalah (non-performing loan/financing) masih terjaga berada di bawah 5 persen, yakni sebesar 1,75 persen.

Primandanu Febriyan Aziz mengatakan, kinerja bank umum yang mengalami pertumbuhan cukup signifikan tersebut, menjadi salah satu penopang yang membuat kondisi sektor jasa keuangan di Kalimantan Tengah dinilai masih kokoh dan tetap terjaga dengan baik.

Baca juga: OJK: Kinerja industri perbankan per Mei 2024 stabil dan berkelanjutan

Selain perbankan, bidang lain juga turut berkontribusi dalam menjaga kokohnya kondisi sektor jasa keuangan di Kalteng.

"Seperti industri keuangan non-bank, dan pasar modal, antara lain tercermin dari pertumbuhan jumlah investor (Single Investor Identification/SID), nilai transaksi dan total saham, serta nilai penjualan dan jumlah nasabah APERD pada sektor pasar modal, serta piutang, outstanding dan jumlah rekening penerima pembiayaan pada sektor industri keuangan non-bank," jelasnya.

Pewarta: Muhammad Arif Hidayat
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024