"Untuk tugas pengamanan pemilu April mendatang, Polda Aceh masih kekurangan sekitar 1.300 personel lebih," kata Kapolda Aceh Irjen Pol Herman Effendi, di Banda Aceh, Kamis.
Menurut Kapolda, jika tempat pemungutan suara (TPS) di Aceh sekitar 10 ribuan, maka personel dibutuhkan lebih dari 10 ribu orang. Jumlah itu tidak mencukupi dari personel yang ada di Polda Aceh.
Untuk pengamanan pemilu legislatif, kata dia, Polda Aceh mengerahkan dua per tiga kekuatan yang ada. Dari sekitar belasan ribu personel Polda Aceh, 9.000-an di antaranya dikerahkan untuk pengamanan pemilu.
Guna menyiasati kekurangan personel, jenderal berbintang dua itu menyebutkan pihaknya akan menarik petugas yang selama ini ditempatkan untuk pengamanan tempat tertentu.
"Yang ditarik itu, personel yang tempatnya dianggap aman dan jauh dari kategori rawan. Penarikan hanya sementara, setelah pengamanan pemilu hari H, mereka ditugaskan ke tempat semula," katanya.
Alternatif lainnya, sebut Irjen Pol Herman Effendi, Polda Aceh berupaya menurunkan kategori TPS, dari rawan dua ke rawan satu dan dari rawan satu ke aman.
Tujuannya, untuk mengurangi jumlah personel yang ditugaskan di TPS. Di TPS rawan satu dan dua ditugaskan dua hingga empat personel. Jika TPS masuk kategori aman, bisa ditempatkan seorang petugas.
"Kalau memang kekurangan personel ini dirasakan perlu penambahan, kami akan meminta dukungan personel ke Mabes Polri. Jumlah kebutuhannya akan disesuaikan nanti dengan kekurangan yang ada," kata Irjen Pol Herman Effendi.
Pewarta: M Haris SA
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014