Yogyakarta (ANTARA) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menginginkan Intermediate Treatment Facility (ITF) di Bawuran, Pleret Bantul, mampu mengolah sampah dari lima kabupaten/kota di provinsi itu menjadi bahan baku industri.
"Tanahnya luas, jadi harapan saya bukan hanya (sampah) Bantul dan Kota Yogya, siapa tahu Sleman juga lari ke situ, Kulon Progo, dan Gunungkidul pun bisa lari ke situ karena harapannya itu menjadi produk industri," kata Sultan dalam keterangan resmi di Yogyakarta, Selasa.
Sultan menegaskan sampah di ITF Bawuran tidak sekedar sebagai tempat pembuangan sampah saja, namun diproyeksikan menjadi tempat pengolahan sampah menjadi bahan baku industri.
Sampah yang diolah di ITF Bawuran sebanyak 80 persen akan menjadi bahan baku industri, sedang 20 persen sisanya menjadi pupuk untuk menyokong pertanian.
Baca juga: Bantul-Kota Yogyakarta sepakat olah sampah bersama di ITF Bawuran
Baca juga: Membunyikan sampah di Yogyakarta
Area ini juga diproyeksikan tidak hanya mengolah sampah milik Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul saja, namun diharapkan juga sampah dari Sleman, Gunungkidul dan Kulon Progo.
"Produknya kan ada dan kita sudah tahu, bisa jadi mebel dan sebagainya, bukan sekadar sampah jadi pupuk. Pupuk itu hanya 20 persen, sisanya bahan baku industri dari sampah," kata dia.
Pembangunan ITF Bawuran merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menangani permasalahan sampah di wilayah DIY.
Berdiri di atas Sultan Ground, Bawuran, Pleret, Bantul, ITF ini diproyeksikan mampu menerima 70 ton sampah per hari dan mengolahnya hingga 50 ton per hari.
Saat ini, pembangunan pada tahap I sudah selesai, dan menunggu pembangunan tahap II pada Agustus 2024.
Sultan menegaskan komitmennya untuk melanjutkan proyek strategis yang membutuhkan dana besar tersebut, meski terdapat keterbatasan anggaran.
"Anggarannya tidak bisa satu tahap, harus dua tahap, nanti kan dimulai dan kami sudah sepakat untuk pelaksanaan itu," kata Sri Sultan.
Sekda DIY Beny Suharsono menegaskan proyek ITF Bawuran tetap berjalan dan tidak dibatalkan.
Beny memastikan pembangunan ITF Bawuran tidak mangkrak, akan tetapi pengelola sedang menunggu kucuran dana investor pada tahap kedua mendatang.
Menurut dia, pembangunan ITF Bawuran membutuhkan waktu panjang, sehingga butuh bantuan investor, mengingat ITF tersebut nantinya akan menjadi tempat pengolahan sampah skala besar.
Beny menyebut sudah ada calon investor dari Amerika Serikat yang tertarik untuk berinvestasi dalam proyek ini.
"ITF Bawuran tidak batal, sudah ada investor yang masuk ada dari Amerika dan sudah datang ke Kepatihan," ujar dia.
Beny menegaskan, di ITF Bawuran selain mengolah sampah, nantinya di sana juga akan dilakukan pengolahan hasil sampah.
"ITF Bawuran itu kan proses industri, butuh investasi. Gubernur juga sepakat investasi tidak jangka pendek, tapi jangka menengah dan panjang. Nantinya juga diolah tidak hanya sampah, tapi bahan baku industri," kata Beny.*
Baca juga: Pemkab DIY sayangkan pembuangan sampah di bekas tambang di Gunungkidul
Baca juga: Kedatangan pemudik, Pemda DIY antisipasi lonjakan sampah pada Lebaran
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024