Indikasi dimanfaatkannya golput itu untuk kepentingan caleg terlihat dari adanya ungkapan bahwa election is not campaign, but account (Pemilu bukan kampanye tapi penghitungan).
Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR RI, Tantowi Yahya mengatakan, tingginya angka golongan putih atau Golput mengurangi legitimasi Pemilu.
"Bagi para partai politik dan calon legislatif (caleg), golput adalah bentuk ketidakpercayaan masyarakat kepada partai politik dan kepada calon legislatif," kata Tantowi.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar itu menyebutkan, selain mengurangi legitimasi Pemilu dan bentuk ketidakpercayaan masyarakat kepada partai politik dan caleg, Golput ini juga akan dijadikan ajang bagai caleg-caleg tertentu untuk meraih keuntungan.
"Saya mengkhawatirkan golput ini dimanfaatkan untuk kepentingan bagi caleg-caleg tertentu. Golput dikonversi untuk caleg-caleg tertentu dengan berbagai cara," katanya.
Indikasi dimanfaatkannya golput itu untuk kepentingan caleg terlihat dari adanya ungkapan bahwa election is not campaign, but account (Pemilu bukan kampanye tapi penghitungan).
"Ada caleg yang bilang, ngapain turun sekarang, nanti saja turun atau belakangan. Caleg tersebut bisa mengambil keuntungan dari golput itu dengan bantuan pihak-pihak tertentu," kata calon anggota DPR RI dari Dapil III Jakarta itu.
Adapun modus yang dilakukan untuk mengkonversi golput menjadi suara adalah dengan mengijon, mencoblos dengan menggunakan alat yang diselipkan di tangan atau jari
"Ada semacam paku di jari untuk mencoblos, diijon dan masih banyak cara untuk mengkonversi golput menjadi suara," kata Tantowi.
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014