Jakarta (ANTARA) - Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengajak pemerintah daerah (Pemda) untuk mengembangkan program inovatif guna meningkatkan budaya literasi di tengah masyarakat.

Kepala BSKDN Yusharto Huntoyungo menilai upaya ini sangat penting dalam rangka menciptakan generasi yang cerdas dan berdaya saing tinggi.

"Kami mengajak daerah untuk membuat program prioritasnya terkait peningkatan literasi, inovasi dan kreativitas bagi terwujudnya masyarakat berpengetahuan dan berkarakter," kata Yusharto dalam keterangannya, di Jakarta, Senin.

Baca juga: BSKDN Kemendagri dorong pemerintah daerah tingkatkan inovasi

Dia menjelaskan perpustakaan merupakan bagian dari urusan pemerintahan wajib nonpelayanan dasar.

Hal ini menandakan pemerintah mendukung penuh peningkatan budaya literasi melalui program-program unggulan perpustakaan, baik yang dibina oleh pemerintah pusat maupun oleh pemerintah daerah.

"Jadi strategi pemerintah, dukungan pemerintah terhadap keberadaan perpustakaan itu sangat kuat Bapak/Ibu sekalian, yang wajib dilaksanakan bersama-sama dari pemerintah pusat, provinsi, sampai pemerintah kabupaten/kota di seluruh Indonesia," ujarnya.

Selain itu, menurut dia, optimalisasi perpustakaan sebagai wadah untuk mengembangkan budaya literasi, tidak lepas dari peran pustakawan di dalamnya.

Untuk itu, Yusharto mengimbau agar setiap pustakawan mendapat pendidikan dan pelatihan terkait pengembangan perpustakaan secara tepat dan cermat.

Baca juga: Perpusnas: Perpustakaan harus jadi ruang publik, pendongkrak literasi

Dia juga mengingatkan agar setiap pustakawan dalam menjalankan tugasnya berpegang pada norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK) yang ditetapkan oleh Perpustakaan Nasional.

"(Bagi pustakawan) pentingnya untuk mendasari pekerjaannya ada yang disebut NSPK yang ditetapkan oleh Perpustakaan Nasional yang akan menjadi standar bagi Bapak/Ibu yang ada di dinas perpustakaan atau sebutan lain yang menangani perpustakaan di daerah untuk meningkatkan kinerjanya," ujar Yusharto.

Selain itu, dirinya membeberkan tren peningkatan laporan inovasi daerah terkait urusan perpustakaan dan kearsipan terus mengalami peningkatan terhitung dari tahun 2021-2023.

Pada tahun 2021 terdapat 627 inovasi, kemudian tahun 2022 ada 659 inovasi dan puncaknya pada tahun 2023 mencapai 692 inovasi.

"Ke depan mari kita tingkatkan inovasi terkait perpustakaan dan kearsipan ini sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan masyarakat di masing-masing daerah," tambahnya.

Dia juga mengungkapkan inovasi pada bidang perpustakaan masih didominasi oleh jenis inovasi non digital ketimbang inovasi digital.

Sementara itu, inovasi dalam bidang perpustakaan juga banyak lahir dari berbagai pihak, baik perangkat daerah (PD), kepala daerah, aparatur sipil negara (ASN) maupun masyarakat.

"Semua upaya untuk mengembangkan perpustakaan dan budaya literasi di daerah ini perlu terus diapresiasi agar terus meningkat," pungkas dia.

Baca juga: DPR nilai anggaran Perpusnas perlu ditambah untuk tingkatkan literasi
Baca juga: Wakil Ketua Komisi X DPR luncurkan buku "Darurat Literasi Indonesia"

Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024