Dalam 24 jam terakhir, militer Israel menewaskan 55 orang dan melukai 123 lainnya, sehingga total korban tewas menjadi 38.153 orang dan korban luka-luka menjadi 87.828 orang sejak konflik Palestina-Israel pecah pada awal Oktober 2023.
Sejumlah korban masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan, dengan tentara Israel menghalangi ambulans dan kru pertahanan sipil untuk menjangkau mereka, kata pernyataan itu.
Sembilan bulan perang berkecamuk di Gaza, keluarga-keluarga terus menghadapi pengungsian paksa, kehancuran skala besar, dan ketakutan tanpa henti, kata Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) melalui platform media sosial X pada Minggu.
"Persediaan penting sangat kurang, panasnya (musim panas) tak tertahankan, (dan) penyakit menyebar," kata UNRWA.
Dalam sebuah pernyataan pada Minggu, Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) mengatakan aktivitas operasional mereka berlanjut di seluruh Jalur Gaza.
Dalam satu hari terakhir di wilayah Shejaiya, Gaza utara, pasukan IDF "melenyapkan beberapa teroris, membongkar situs infrastruktur teror, dan menemukan banyak senjata," katanya, seraya menambahkan bahwa pasukannya melanjutkan aktivitas operasional berbasis intelijen yang ditargetkan di wilayah Rafah, Gaza selatan.
Selain itu, menurut pernyataan IDF, pasukan mereka juga melakukan operasi intelijen di gedung balai kota Khan Younis, yang menurut mereka digunakan oleh Hamas untuk aktivitas teroris.
Israel melancarkan serangan skala besar terhadap Hamas di Gaza untuk membalas serangan kejutan Hamas di perbatasan selatan Israel pada 7 Oktober 2023, yang menyebabkan kurang lebih 1.200 orang tewas dan sekitar 250 orang lainnya menjadi korban penyanderaan.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024