Jakarta (ANTARA) - Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) Endi Supardi mengatakan Korps Marinir TNI Angkatan Laut mengkaji pembentukan satuan Marinir definitif untuk menjaga wilayah perbatasan dan pulau terluar di Natuna, Kepulauan Riau.

Pulau-pulau terluar di Kepulauan Natuna merupakan daerah terdepan Indonesia yang menghadap langsung Laut China Selatan dan berbatasan dengan wilayah Vietnam, Malaysia, dan Filipina.

"Idealnya, (pasukan Marinir di sana, red) sebagai satuan (definitif), di sana saat ini masih satgas (satuan tugas), maunya seperti teman-teman di Angkatan Darat, jadi definitif. Di sana, ada Batalyon Marinir, seperti di Yon (Batalyon) 10, definitif sehingga anggaran dan lain-lainnya semua dalam wadah TNI Angkatan Laut," kata Dankormar menjawab pertanyaan ANTARA saat ditemui selepas acara diskusi bertajuk "Perspektif Historis Indonesia dalam Penyelesaian Konflik Laut Natuna Utara dan Papua" yang digelar Dinas Sejarah TNI AL di Jakarta, Senin.

Endi juga berkeyakinan pasukan-pasukan Marinir yang menjaga daerah-daerah perbatasan dan pulau terluar idealnya tergabung dalam satuan yang definitif.

"Ini sudah dikaji. Tinggal ke depan untuk bisa lebih baik karena satgas ada batasan waktu, kalau definitif tidak. Kalau satgas itu kan rolling (berganti orang, red.) per tahun," katanya.

Baca juga: TNI AL berangkatkan pasukan Marinir jaga perbatasan dan pulau terluar

Walaupun demikian, usulan tentang pembentukan satuan Marinir definitif di pulau-pulau terluar itu kemungkinan belum masuk Rencana Strategis TNI Angkatan Laut 2025–2029 dan Postur Pembangunan Kekuatan TNI AL 2025–2044.

TNI AL tahun ini sedang menyusun dua dokumen strategis itu untuk pembangunan kekuatan jangka menengah dan jangka panjang.

"Kalau satgas terluarnya, sepertinya masih belum. Tetapi, yang sudah kami bayangkan di Natuna itu sudah kami kaji supaya definitif menjadi satuan tetap di sana sebagaimana teman-teman di Angkatan Darat dalam batalyon yang sama, kalau Marinir ada satu kompi komposit yang sifatnya masih satuan," kata Dankormar.

Di Kepulauan Natuna, tepatnya di Setengar, TNI menugaskan Satuan Tugas (Satgas) Komposit Marinir untuk menjaga wilayah terluar dan terdepan Indonesia.

Tidak hanya itu, di beberapa pulau terluarnya, misalnya di Pulau Laut dan Pulau Sekatung, pasukan Marinir yang tergabung dalam Satgas Marinir Pengamanan Pulau Terluar juga menjaga pulau-pulau terdepan Indonesia itu.

Baca juga: Marinir TNI AL persiapkan pasukan jaga perbatasan dan pulau terluar

Dalam rentang waktu hampir 30 tahun, Korps Marinir TNI AL mengirimkan prajuritnya ke daerah-daerah perbatasan misalnya seperti di Blok Ambalat, yang merupakan daerah perbatasan Indonesia dan Malaysia, juga ke pulau-pulau terluar, yang sebagian besar tak berpenghuni, untuk menegakkan kedaulatan sekaligus menjaga keamanan.

Beberapa pulau terluar tak berpenghuni yang saat ini dijaga pasukan Marinir, di antaranya mencakup Pulau Sekatung di Kepulauan Natuna, Pulau Nusa Barung di Jember, Pulau Dana, dan Pulau Batek.

Pulau Nusa Barung di Kabupaten Jember, Jawa Timur, berada di wilayah terdepan Indonesia yang berbatasan langsung dengan Australia.

Kemudian, Pulau Dana di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur, juga merupakan pulau terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan Australia. Terakhir, Pulau Batek merupakan pulau terluar Indonesia yang berbatasan dengan Timor Leste.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas 17.000 lebih pulau, dan hanya sekitar 7.000 pulau yang berpenghuni.

Baca juga: Marinir siapkan pasukan untuk Latma Rimpac 2024 di Hawaii
Baca juga: Marinir TNI AL berbagi ilmu bertahan hidup di hutan saat Rimpac 2024

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2024