Jakarta (ANTARA) -
Wali Kota Administrasi Jakarta Timur M Anwar mengingatkan kepada seluruh siswa di wilayah tersebut agar tak melakukan kekerasan dan perundungan (bullying) terhadap siswa lain, khusus siswa baru.
 
Anwar menyampaikan hal itu saat menghadiri Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi siswa baru di SMAN 61 Jakarta, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin.
 
Sebelum pelaksanaan MPLS, pihak sekolah melakukan sosialisasi "stop bullying" kepada para siswa, baik siswa baru maupun siswa lama (kelas XI dan XII) di lapangan sekolah.

Baca juga: Pengamat: Perundungan tantangan serius bagi satuan pendidikan

Selain itu, penempelan stiker "stop bullying" yang ditempelkan di meja para peserta didik.
 
"Pada pelaksanaan MPLS ini, para siswa dan siswi SMAN 61 Jakarta diberikan sosialisasi agar tidak melakukan kekerasan dan 'bullying' di sekolah. Tentunya, kita memastikan sekolah ini menjadi percontohan di Jakarta Timur," kata Anwar.
 
Menurut Anwar, kekerasan dan "bullying" merupakan tindakan yang buruk karena akan berdampak terhadap psikologis korban kekerasan dan "bullying" tersebut.
 
"Ketika mereka (murid) memegang telepon seluler, maka mereka bisa melakukan apapun termasuk judi 'online'. Maka, kita hadir di sini dan memastikan tidak ada kekerasan di SMAN 61," kata Anwar.

Baca juga: Satpol PP edukasi pencegahan bullying dan pelecehan seksual di SLBN 3
 
Dia menegaskan, bagi siswa atau siswi yang melakukan tindak kekerasan dan "bullying", maka akan ditindak secara tegas.
 
"Bila mereka melakukan hal yang terlarang (kekerasan), kita evaluasi Kartu Jakarta Pintar (KJP) nya. Kalau perlu, kita cabut," tegasnya.
 
Dia juga mengingatkan kepada guru dan kepala sekolah agar segera memanggil siswa bila memiliki perilaku yang tidak baik.
 
"Siswa yang memiliki perilaku tidak baik agar segera dipanggil, diajak bicara, jangan sampai jadi panjang dan berkembang. Pastikan anak yang sekolah disini sehat baik secara fisik dan mental sehingga bisa belajar dengan baik," kata Anwar.

Baca juga: Polisi edukasi keselamatan lalu lintas dan kenakalan remaja di sekolah
 
Wali Kota Administrasi Jakarta Timur M Anwar saat foto bersama usai sosialisasi stop kekerasan dan "bullying" di sela-sela Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi siswa baru di SMAN 61 Jakarta, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin (8/7/2024). ANTARA/Syaiful Hakim
Pemkot Jakarta Timur (Jaktim) telah memiliki komitmen untuk menjaga kualitas anak dan menjadi kota layak anak.
 
"Sejak 2015, Jaktim telah meraih penghargaan dari pemerintah pusat sebagai kota layak anak. Sekarang kita berupaya terus untuk mempertahankannya," tuturnya.
 
Salah satu siswi kelas XII, Meriel mengatakan, sosialisasi dan penempelan stiker "stop bullying" di SMAN 61 Jakarta sudah dilakukan sejak dirinya menjadi siswa bagi di sekolah tersebut.
 
"Penempelan stiker di meja siswa salah satu cara efektif agar para siswa tidak melakukan kekerasan dan 'bullying' kepada siswa lain, khususnya kepada adik kelas," katanya.
 

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024