Pekanbaru (ANTARA News) - Luas lahan dan hutan di Provinsi Riau yang terbakar dan mengakibatkan kabut asap sejak akhir Januari sampai pekan kedua Februari sudah mencapai 5.483,95 hektare, menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Kepolisian Daerah (Polda) Riau.
"Kebakaran bukan hanya terjadi di lahan masyarakat, tapi diduga kuat juga di lahan milik perusahaan. Luas area kebakaran juga masih akan bertambah karena belum semua laporan masuk ke BPBD," kata Kepala BPBD Riau Said Saqlul Amri kepada Antara di Pekanbaru, Rabu.
Kebakaran lahan di Riau berdasarkan sebaran titik panas tersebar di 11 kabupaten dan kota. Namun sampai saat ini laporan luas kebakaran yang masuk ke BPBD baru dari tiga kabupaten.
Berdasarkan data BPBD Riau, luas lahan yang terbakar di Kabupaten Kepulauan Meranti mencapai 2.659 hektare, di Kabupaten Bengkalis 408 hektare, dan Kabupaten Siak seluas 376,5 hektare.
Sementara menurut data Polda Riau menyebutkan kebakaran juga terjadi pada lahan seluas 2.040,45 hektare di Kabupaten Pelalawan.
"Sampai sekarang pemadaman masih terus dilakukan oleh pemerintah daerah. Sedangkan BPBD Riau terus melakukan koordinasi dengan membuka posko siaga darurat bencana kabut asap dan menyiagakan sekitar 300 personel gabungan," katanya.
Ia menambahkan, Pemerintah Provinsi Riau telah menyatakan status "Siaga Darurat Asap" akibat kebakaran lahan dan hutan sejak tanggal 7 Februari lalu.
Lahan Perusahaan
Said Saqlul Amri mengatakan, kebakaran juga terjadi di areal konsesi perusahaan.
Di Kabupaten Siak, kebakaran terjadi di area konsesi PT Arara Abadi dari Sinar Mas Group. Luas area yang terbakar mencapai 20,5 hektare, antara lain di di Desa Tasik Betung, Bancah Umbai dan Olak.
"Ada dari lahan PT Arara Abadi seluas 20,5 hektare, dan ada juga di lahan RAPP sekitar enam hektare," katanya.
Sementara menurut Kepala Bidang Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo, polisi menyelidiki kebakaran lahan seluas 2.000 hektare di Kabupaten Pelalawan yang diduga milik PT Arara Abadi dan PT Selaras Abadi Utama.
Polisi juga menyelidiki kebakaran seluas 15 hektare di Kecamatan Teluk Meranti yang diduga merupakan konsesi PT Arara Abadi dari Sinar Mas Group serta kebakaran di petak 380 seluas sekira 4,2 hektare di konsesi perusahaan itu di Kecamatan Pangkalan Kuras.
Secara terpisah Kepala Kepolisian Kepulauan Meranti AKBP Zahwani Pandra Arsyad mengatakan kebakaran di Kabupaten Kepulauan Meranti paling luas terjadi di konsesi hutan tanaman industri sagu milik perusahaan PT National Sago Prima (NSP). Total lahan terbakar milik perusahaan diperkirakan mencapai 1.200 hektare.
"Kami sudah memeriksa 11 saksi sejauh ini dari perusahaan dan masyarakat," katanya.
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014