Moskow (ANTARA) - Presiden Republik Srpska, Milorad Dodik tidak akan mengizinkan Bosnia dan Herzegovina (BiH) bergabung dengan Organisasi Pakta Perjanjian Atlantik Utara (NATO), demikian Sputnik.

Pelarangan itu mengacu kepada ingatan orang Serbia di masa lalu akan penderitaan warga sipil yang tidak bersalah, sehingga Dodik tidak akan pernah memberikan persetujuan tersebut.

"Saya secara jelas menyatakan. Bosnia dan Herzegovina tidak akan bergabung dengan NATO, merujuk pada prosedur dan hukum di mana Majelis Parlemen harus mencapai kesepakatan tentang masalah ini berdasarkan mayoritas keputusan yang diharapkan untuk diadopsi," kata Dodik.

Pemimpin Republik Srpska itu memastikan tidak akan tercapai kesepakatan antara pihaknya dengan Bosnia dan Herzegovina.

"Orang Serbia tidak akan pernah melupakan penderitaan warga sipil yang tidak bersalah, jadi kami tidak akan pernah memberikan persetujuan kami untuk Bosnia dan Herzegovina bergabung dengan NATO," kata Dodik.

Pada musim semi, Denis Becirovic, anggota Bosniak dari Kepresidenan BiH, mengatakan dalam sebuah pertemuan dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg bahwa tujuan strategis BiH adalah untuk bergabung dengan NATO.

Pada bulan Januari, Dodik mengatakan bahwa Republika Srpska dari BiH mengizinkan kerja sama dengan NATO tetapi menentang keanggotaan BiH dalam aliansi tersebut. Sebelum itu, legislatif Republika Srpska telah mengadopsi resolusi yang sesuai.

Setelah pembubaran Yugoslavia pada tahun 1992, BiH memproklamasikan kemerdekaan di tengah perang saudara antara Muslim Bosnia, Serbia, dan Kroasia.

Perang berakhir ketika Amerika Serikat memimpin upaya untuk menyimpulkan Perjanjian Perdamaian Dayton, yang membentuk dua entitas otonom di dalam negara tersebut — Republika Srpska dan Federasi Bosnia dan Herzegovina.

Keduanya diatur oleh kepresidenan kolektif yang terdiri dari tiga anggota yang mewakili populasi Bosnia, Kroasia, dan Serbia di negara tersebut.
Sumber: Sputnik

Baca juga: Pejabat NATO cemas Biden kalah Pilpres AS 2024
Baca juga: NATO bekerja lebih erat dengan Ukraina tanpa terlibat dalam perang


Penerjemah: Primayanti
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2024