Makassar (ANTARA) - Sebanyak 447 haji asal Kabupaten Bone, Sulsel, yang tergabung dalam Kloter 18 kembali ke tanah air setelah menunaikan ibadah haji dan jumlah tersebut tidak utuh karena ada anggota rombongan wafat di Arab Saudi.
Kabid Penerimaan dan Penjemputan Jamaah PPIH Embarkasi UPG Makassar Wahyuddin Hakim di Makassar, Ahad, mengatakan jumlah haji yang kembali ke tanah air hanya 447 orang dan berbeda saat pemberangkatan yakni 450 orang.
"Selamat datang kembali di tanah air jamaah haji. Banyak kisah yang dijalani jamaah haji selama menunaikan ibadah dan tentunya para petugas pendamping haji juga sangat banyak membantu khususnya bagi lansia," ujarnya.
Wahyudin Hakim pun tidak lupa mengucapkan terima kasihnya kepada para petugas pendamping haji yang dengan segala keikhlasannya membantu dan bahkan menggendong haji selama menjalani ibadah di Arab Saudi.
Baca juga: Kemenag Sultra lepas keberangkatan 2.114 calon haji ke Tanah Suci
Baca juga: Kemenag Sulsel ancam cabut izin travel berangkatkan CJH ilegal
Adapun jamaah haji Kloter 18 itu berasal dari Kabupaten Bone (Sulsel) sebanyak 438 orang, kemudian 1 orang haji tanazul atau pindahan dari Sulawesi Barat (Sulbar) serta 5 orang petugas kloter dan 3 PHD.
Kemudian ada anggota rombongan dari Kloter 18 juga tanazul ke kloter lainnya yakni Hayati Palla Santo (60) tanazul ke Kloter 6, Coma Lajju (80) tanazzul ke Kloter 12, dan Andi Massollerang (70) tanazul ke Kloter 13, serta 1 haji atas nama Nuhera Daeng Maceyya (88) wafat di RS King Salman Bin Abdul Aziz Arab Saudi.
Wahyudin menerangkan jamaah asal kabupaten Bone yang kembali dari tanah suci akan menjadi guru agama, dan menjadi teladan serta panutan di tengah masyarakat.
“Kami yakin Bone akan mendapat 442 orang guru yang akan mengajar di masyarakat tentang agama, 442 orang yang akan menjadi teladan, panutan agama, yang perbuatan dan ibadahnya akan dicontoh oleh masyarakat,” katanya.*
Baca juga: Kemenag Sulsel ingatkan warga dan travel patuhi aturan berhaji
Baca juga: Kemenag Sulsel benarkan 37 calon haji Makassar ditangkap di Madinah
Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024