Pematang tersebut, yang dianggap sebagai "garis pertahanan kedua", terletak sekitar dua kilometer dari tanggul yang jebol dan memiliki panjang 14,3 kilometer.
Changsha (ANTARA) - Sekitar 2.000 petugas penyelamat berpacu dengan waktu untuk memperkuat sebuah pematang menyusul jebolnya tanggul di danau air tawar terbesar kedua di China yang terletak di Provinsi Hunan, China tengah, pada Jumat (5/7).
Pematang tersebut, yang dianggap sebagai "garis pertahanan kedua", terletak sekitar dua kilometer dari tanggul yang jebol dan memiliki panjang 14,3 kilometer.
Menurut Chen Wenping, seorang petugas pengawas setempat, ini merupakan tugas yang sulit karena pematang tersebut tidak sekuat tanggul yang jebol, dan belum pernah digunakan untuk membendung air sejak tahun 1996.
Sejumlah reporter Xinhua di lokasi terkait melaporkan bahwa tim penyelamat telah membersihkan bagian kaki pematang tersebut, dan Chen memberikan instruksi tentang cara menempatkan karung-karung pasir kepada mereka.
Tanggul di Danau Dongting itu jebol pada Jumat sore waktu setempat dan awalnya hanya mengalami kebocoran sepanjang 10 meter, tetapi kebocoran itu kemudian meluas.
Area yang terdampak di dekat Desa Tuanbei mencapai sekitar 50 kilometer persegi. Area ini pernah mengalami insiden tanggul jebol pada tahun 1996.
Sejak Sabtu (6/7) siang waktu setempat, jebolnya tanggul tersebut telah menyebabkan peningkatan jumlah air yang masuk, yang menimbulkan risiko bagi pematang tersebut. Para ahli memperingatkan bahwa pematang tersebut sangat penting dan harus diperkuat sesuai dengan standar teknis.
Sementara itu, tim penyelamat juga berusaha menutup kebocoran tanggul. Hingga Sabtu pukul 14.40, ketinggian air yang berada di dalam dan di luar tanggul yang jebol itu sudah sejajar dan aliran air telah melambat.
Zhang Xuanzhuang dari China Anneng Group First Engineering Bureau Co., Ltd., mengatakan bahwa pekerjaan ini diperkirakan akan memakan waktu empat hari
Hingga Jumat pukul 22.00, sebanyak 5.000 penduduk di daerah yang terdampak telah direlokasi dengan aman. Belum ada laporan terbaru mengenai warga yang terjebak atau korban jiwa.
Sejak 16 Juni lalu, Hunan mencatat curah hujan tertinggi sepanjang tahun ini, memecahkan rekor historis di beberapa daerah.
Pewarta: Xinhua
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024