Pontianak (ANTARA News) - Anggota Komisi IX DPR RI, Ishaq Saleh menyatakan, masih ditemukan penyimpangan dalam pelaksanaan program Asuransi Kesehatan bagi keluarga miskin (Askeskin) di Kalimantan Barat terutama di daerah terpencil. "Di Desa Subah, Kabupaten Sambas misalnya, ada pasien Askeskin yang harus membayar 50 persen dari biaya pengobatan padahal seharusnya mereka gratis, tidak membayar," kata Ishaq Saleh kepada wartawan di Pontianak, Jumat. Politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini juga menemukan kasus sejenis di sejumlah kabupaten di Kalbar. Selain penarikan biaya, sosialisasi mengenai Askeskin diakui masih minim sehingga banyak masyarakat yang berhak mendapatkan layanan itu, tidak mengetahuinya. "Banyak masyarakat miskin yang tidak mengetahui kalau mereka tidak perlu membayar untuk berobat dengan menggunakan kartu Askeskin. Tapi banyak petugas di puskesmas misalnya, yang menyimpan kartu tersebut atau tidak memberitahukan ke masyarakat bahwa mereka sebenarnya tidak perlu membayar," katanya. Dalam waktu dekat, akan dilakukan kerjasama dengan pihak PT Askes untuk mensosialisasikan program tersebut melalui pemerintah daerah secara terus-menerus sehingga tepat sasaran. Ia menambahkan, rumah sakit seharusnya juga menyediakan 60 persen kapasitas tempat tidur untuk orang miskin meski diakui realisasi di lapangan sulit tercapai. "Komitmen agar petugas rumah sakit melayani masyarakat miskin sesuai harapan pemerintah belum tercapai dengan baik," katanya. Menurut Ishaq, pelayanan kesehatan bagi orang miskin tidak hanya pada saat pengobatan atau perawatan. Namun, kata dia, masyarakat miskin seharusnya juga mendapat kemudahan pada saat pulang dari berobat. "Kebanyakan masyarakat yang menggunakan kartu Askeskin, waktu pulang tidak diurus. Sebaiknya, mereka juga mendapat perhatian misalnya dengan diberi ongkos pulang," kata dia. Bantuan sepeda motor ke Puskesmas dari pemerintah dapat digunakan untuk meningkatkan pelayanan medis ke masyarakat kategori tidak mampu yang kesulitan biaya transportasi. "Sistemnya jemput bola untuk pelayanan warga kurang mampu," ujarnya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006