Padang (ANTARA News) - Puluhan massa tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Petani Sumatera Barat (AMPSB) mengancam akan memblokir Pelabuhan Laut Teluk Bayur, Kota Padang, jika kapal membawa beras impor masuk ke pelabuhan itu, sebagai bentuk protes keras terhadap kebijakan pemerintah mengimpor bahan kebutuhan pokok tersebut. "Kami akan blokir Teluk Bayur. Kapal membawa beras impor tak boleh berlabuh di pelabuhan itu," ujar Gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian Universitas Andalas (Unand), Adiyat Rusdi dalam orasinya pada aksi unjukrasa AMPSB di halaman kantor DPRD Sumbar di Padang, Jumat. Unjukrasa tersebut berlangsung tertib dan mendapat pengamanan aparat kepolisian, sedangkan di dalam gedung DPRD tengah dilaksanakan rapat paripurna pengesahan Ranperda perhitungan APBD Sumbar tahun anggaran 2005 yang dihadiri gubernur, unsur Muspida dan para kepala dinas seerta instansi terkait. Adiyat menyatakan, AMPSB menuntut Deperindag dan Bulog menghentikan kebijakan impor beras dan menolak menjadikan beras sebagai komoditas politik. Karena itu, Pemerintah Daerah Sumbar diminta menghentikan masuknya beras impor ke wilayah ini, kata Gubernur BEM Fakultas Perternakan Unand, Suparto. Selain itu, AMPSB juga meminta Pemda Sumbar melakukan kontrol terhadap distribusi pupuk bersubsidi agar tepat sasaran. AMPSB juga menyatakan menolak impor daging. Setelah berorasi sekitar satu jam, para pengunjukrasa ditemui oleh Wakil Ketua DPRD Sumbar, H Mahyeldi Ansyarulah dan Ketua Komisi III, Taslim. Kepada pengunjukrasa, Mahyeldi menyatakan, DPRD Sumbar sepakat menolak impor beras, karena kebijakan itu akan memiskinkan 80 persen penduduk Indonesia yang bekerja di bidang agraris.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006