"Dengan investasi yang terus bertambah, kami tidak main-main beroperasi di Indonesia, apalagi melanggar peraturan pemerintah," ujar penyelenggara siaran Astro, Halim Mahfudz.

Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan televisi berlangganan asal Malaysia, Astro, menambah investasi 140 juta dolar AS untuk pengembangan usahanya di Indonesia guna mencapai target dua juta pelanggan dalam lima tahun mendatang. Vice President Corporate Affair PT Direct Vision sebagai penyelenggara siaran Astro, Halim Mahfudz, di Jakarta, Jumat, mengatakan investasi yang dilakukannya bulan lalu itu digunakan untuk membangun infrastruktur, seperti pusat studio penyiaran di Karawaci, serta untuk memperbaiki dan meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. "Dengan investasi yang terus bertambah, kami tidak main-main beroperasi di Indonesia, apalagi melanggar peraturan pemerintah," ujarnya ketika ditanya soal dugaan pelanggaran peraturan akibat mengimpor dekoder bekas. Bahkan, lanjut dia, Astro akan menambah investasi sampai lima tahun ke depan dengan total nilai mencapai satu miliar dolar AS. "Setelah enam bulan beroperasi Astro memiliki sekitar 30 ribu pelanggan di seluruh Indonesia. Kami menargetkan sampai akhir tahun bisa mencapai 150 ribu pelanggan," ujarnya. Menurut Halim, pihaknya menargetkan sampai lima tahun ke depan bisa meraih sekitar dua juta pelanggan di seluruh Indonesia, karena potensi pasarnya cukup besar dan paling besar di Kawasan Asia Tenggara yang memang dibidik Astro, terutama Indonesia, Malaysia, Brunei. "Saat ini berdasarkan data BPS, ada sekitar 35 rumah tangga yang memiliki televisi. Kalau dari jumlah tersebut sekitar 10 persennya saja mampu menjadi konsumen televisi berlangganan, maka akan ada sekitar 3,5 juta potensi pasar dan kami menargetkan bisa mencapai dua juta pelanggan," ujarnya. Apalagi, katanya, Astro Malaysia berencana pada November 2006 atau Januari 2007 akan meluncurkan lagi satelit Measat III untuk memperkuat kualitas layanan dan jaringannya, sehingga diharapkan mampu memperkuat pasarnya di Indonesia. Lebih jauh Halim mengatakan selain perluasan pasar televisi berlangganan di Indonesia, pihaknya juga berharap bisa meningkatkan kemampuan para tenaga kerja di dunia pertelevisian dan mengekspor hasil program mereka ke mancanegara. Ia mengklaim ada tiga saluran Astro yang telah mampu dimanfaatkan program lokal sehingga bisa disiarkan ke mancanegara seperti Malaysia dan Brunei, dan ditargetkan juga ke negara lain seperti Belanda, Australia, Taiwan, dan India. Astro sendiri telah beroperasi di Indonesia sejak 28 Pebruari 2006 dan saat ini memiliki 48 saluran baik siaran lokal maupun mancanegara.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006