Beijing (ANTARA) - Sejumlah lembaga kliring kartu bank internasional, seperti Visa dan Mastercard, baru-baru ini menerapkan pengurangan biaya transaksi menggunakan kartu bank luar negeri bagi para pedagang di China, sebuah langkah yang diharapkan dapat mendorong lebih banyak pedagang lokal untuk menerima pembayaran dengan kartu-kartu tersebut.
Langkah ini juga sejalan dengan upaya China untuk membangun ekosistem pembayaran yang sepenuhnya dapat diakses, beragam, dan kompatibel secara global.
Seiring dengan kemajuan teknologi di sektor keuangan dan perbankan, biaya tinggi yang dikenakan kepada pedagang untuk pembayaran menggunakan kartu bank luar negeri masih menjadi hambatan signifikan. Pemotongan biaya yang baru diterapkan ini diharapkan dapat mengoptimalkan lingkungan pembayaran menggunakan kartu bank luar negeri di China.
Setiap kali konsumen menggesek kartu bank di sebuah toko, pihak toko harus membayar biaya transaksi.
Di China, toko-toko membayar sekitar 0,6 persen dari nominal transaksi untuk kartu bank domestik. Sementara itu, biaya untuk kartu bank luar negeri sebelumnya mencapai 2,5 hingga 3 persen, kemudian dipangkas menjadi 1,5 persen berdasarkan penyesuaian terbaru ini.
"Pemotongan biaya transaksi kartu bank luar negeri yang baru-baru ini diterapkan untuk pedagang dapat meringankan beban kami," ujar Tan Lei, wakil manajer umum Chengdu Hongqi Chain Co., Ltd., sebuah perusahaan yang bergerak di sektor supermarket dan toserba (department store).
Bahkan sebelum pengurangan biaya oleh organisasi-organisasi kartu bank global diterapkan, Tan sudah menikmati subsidi pemerintah yang diberlakukan di bawah kebijakan suportif yang diluncurkan pada Februari lalu di Provinsi Sichuan, China barat daya.
Kebijakan ini mendorong para pedagang untuk membeli atau melengkapi mesin point-of-sale (POS) mereka dengan kemampuan membaca kartu bank luar negeri.
Tan mengatakan bahwa hampir 3.700 gerai perusahaannya akan dapat menerima pembayaran menggunakan kartu bank luar negeri per akhir Juli nanti, setelah beberapa pembaruan yang disubsidi.
Dalam dunia keuangan dan teknologi yang terus berkembang, pembayaran dengan kartu bank tetap populer di seluruh dunia. China terus berupaya menjembatani perbedaan praktik pembayaran di dalam maupun luar negeri demi menyediakan layanan kartu bank luar negeri yang lebih optimal.
Pada awal Maret, China merilis pedoman yang bertujuan untuk terus mengoptimalkan layanan pembayaran dengan kartu bank, mendorong penggunaan uang tunai, dan memfasilitasi pembayaran seluler sebagai bagian dari upaya untuk memenuhi preferensi pembayaran yang beragam secara lebih baik bagi warga asing dan penduduk lanjut usia di negara tersebut.
Setelah diluncurkannya kebijakan ini, otoritas China mengambil serangkaian langkah nyata untuk memfasilitasi pembayaran dengan kartu bank.
Surat edaran yang dirilis bersama oleh Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China dan empat badan pemerintah lainnya pada akhir Juni lalu menekankan bahwa China akan meningkatkan penerimaan kartu bank luar negeri di berbagai venue dan toko, yang mempermudah akses bagi para pelancong mancanegara untuk bersantap, memesan akomodasi, menggunakan transportasi umum, membeli tiket, serta melakukan reservasi di negara tersebut.
Biaya yang terkait dengan pembayaran menggunakan kartu bank luar negeri sering kali ditanggung bersama oleh organisasi kartu internasional, pihak penerima, penerbit kartu, dan partisipan lainnya. Oleh karena itu, pengurangan biaya pembayaran tersebut membutuhkan upaya terkoordinasi dari semua pihak yang terlibat.
Pada akhir Juni, lembaga-lembaga terkait di China sebagian besar telah menyelesaikan penyesuaian biaya, mengurangi biaya transaksi kartu offline untuk para pedagang di berbagai sektor, kecuali beberapa industri tertentu.
Menurut Agricultural Bank of China, salah satu pemberi pinjaman komersial terbesar di negara itu, penyesuaian biaya transaksi ini telah menguntungkan lebih dari 45.000 pedagang.
Bank itu mengatakan bahwa nilai transaksi kartu luar negeri oleh nasabah mereka telah meningkat sebesar 157 persen secara tahunan, sedangkan jumlah transaksi tersebut melonjak 188 persen.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024