singgahnya KRI Dewaruci menjadi bukti bahwa perairan Kepri dulunya adalah titik dan jalur rempah

Tanjungpinang, Kepri (ANTARA) - Kapal milik TNI AL KRI Dewaruci bersandar di Pelabuhan Fasharkan Mentigi Tanjung Uban Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Jumat, dalam pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR) 2024.

Staf Ahli Bidang Pemerintahan dan Hukum Setda Provinsi Kepri Sardison di Bintan, Jumat, mengatakan masyarakat setempat menyambut baik kedatangan rombongan MBJR, khususnya KRI Dewaruci.

"Dari dulu kita sudah banyak mendengar kehebatan nenek moyang kita sebagai pelaut, singgahnya KRI Dewaruci menjadi bukti bahwa perairan Kepri dulunya adalah titik dan jalur rempah," kata Sardison dalam sambutannya.

Sardison mengatakan MBJR kali ini hendaklah menjadi napak tilas bagi anak muda tentang kejayaan Nusantara di masa lalu dan membangkitkan kebanggaan terhadap kekayaan alam Nusantara.

"Kami berharap rombongan MBJR yang datang ke Kepri benar-benar bisa mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru tentang sejarah dan budaya Kepri," ujar Sardison.

Sementara Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek Adat Sjamsul Hadi menekankan pentingnya mengangkat rempah dan bahari sebagai bagian dari khazanah budaya Nusantara.

Baca juga: MBJR-KRI Dewaruci singgah di Melaka perkuat konektivitas kultural

Baca juga: Berlabuhnya KRI Dewaruci tanda eratnya hubungan Indonesia-Malaysia

Menurutnya, Indonesia memiliki kekayaan budaya termasuk warisan rempah dan tradisi maritimnya.

"Indonesia kaya akan warisan budaya ini. Harapannya, kekayaan budaya ini bisa dikenal luas dan menjadi warisan budaya nasional kita," ungkapnya.

Ia juga menekankan bahwa rempah Nusantara telah memainkan peran penting dalam sejarah global. Berkat rempah, Nusantara dikenal dunia. Pertemuan berbagai manusia dari berbagai daerah di dunia terjadi melalui perdagangan rempah.

Muhibah Budaya Jalur Rempah bukan hanya upaya untuk memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia, tetapi juga sebagai pengingat pentingnya rempah dalam sejarah dan budaya bangsa.

"Dengan mengangkat rempah dan tradisi maritim kita, kita berharap dunia dapat lebih mengenal dan menghargai kekayaan budaya Indonesia," ucapnya.

Ia berharap perhelatan ini diharapkan dapat memperkuat identitas budaya Indonesia dan meningkatkan apresiasi terhadap warisan budaya yang telah membawa Nusantara menjadi pusat perhatian dunia selama berabad-abad.

KRI Dewaruci mengangkut 25 laskar rempah tiba di Pelabuhan Fasharkan Mentigi disambut dengan marching band SMKN 1 Bintan Utara.

Tak ketinggalan prosesi tepuk tepung tawar dan silat tradisional juga dipertunjukkan sebagai ungkapan selamat datang bagi tamu yang datang.

Selanjutnya, Komandan KRI Dewaruci Letkol Laut (P) Rhony Lutvia disematkan tanjak bersama dengan seluruh anggota Laskar Rempah. Rombongan pun diarak dengan tepukan kompang menuju gedung serbaguna lalu disambut kembali dengan Tari Sekapur Sirih.

Penelusuran jejak-jejak rempah di Bumi Segantang Lada pun dimulai oleh 25 Laskar Rempah selama tiga hari dari 5 sampai 7 Juli 2024.

Baca juga: KRI Dewaruci bakal berlabuh di Pulau Weh dalam misi Laskar Rempah

Baca juga: KRI Dewaruci tinggalkan Dumai, bawa Laskar Rempah menuju Sabang

Pewarta: Ogen
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024