Jakarta (ANTARA) - Badan Pangan Nasional (Bapanas) memperkuat peran dan komunikasi lintas sektor utamanya petani jagung dan peternak unggas dalam membangun keberlanjutan produksi jagung pakan lokal.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan pihaknya membangun komunikasi dalam mewujudkan hubungan yang baik dalam pemenuhan kebutuhan pakan sehingga petani jagung dan peternak unggas dapat saling bersinergi bersama BUMN pangan.

"Kami membangun ekosistem pangan khususnya untuk telur peternak di Blitar dan petani jagung di Bima dan Dompu. Ini harus berhasil," kata Arief dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Arief menyampaikan, pemerintah konsisten dalam menjaga keberlanjutan dan memperkuat ekosistem perunggasan nasional.

Melalui optimasi kerja sama antardaerah dan menggalang pemenuhan kebutuhan daerah yang defisit dengan menjembatani daerah surplus, menjadi penjaga kesinambungan usaha perunggasan.

"Badan Pangan Nasional atau National Food Agency mengambil peran terhadap implementasi kiat jitu tersebut," ujarnya.

Arief turut menghadiri kegiatan bertajuk Penyerapan Jagung dari Bima dan Dompu Nusa Tenggara Barat (NTB) oleh Rumah Kebersamaan Peternak Layer Mandiri Blitar Kediri Tulungagung Ngalam Trenggalek (BKT NT) di Gudang Perum Bulog Bence, Blitar, pada Kamis (4/7).

"Kita semua berbangga karena bisa membangun ini dengan cara bersama-sama sinergi, yang sebelumnya merasa tidak mungkin, hari ini mungkin. Ini keren, benar-benar B2B (business to business) dilakukan oleh teman-teman peternak di Blitar, Kediri, Tulungagung, Malang, dan Trenggalek bareng teman-teman petani di Bima dan Dompu," katanya.

Dia menjelaskan, mobilisasi jagung petani asal Bima dan Dompu NTB dilakukan tanpa menggunakan APBN.

Sejak Mei sampai Juni, realisasi skema ini telah menyentuh 1.898 ton dengan rincian jagung dari Bima 1.505,2 ton dan Dompu 392,7 ton. Targetnya bisa mencapai 5.000 ton.

Bapanas, lanjut Arief, berperan sebagai penghubung komunikasi dan skema B2B tersebut dilaksanakan bersama Bulog.

"Ini yang harusnya dikerjakan oleh seluruh pemerintah daerah berupa kerja sama antardaerah sehingga kebutuhan peternak yang jadi andalan di daerahnya, terutama pasokan pakan ternak unggasnya dapat terjaga," kata Arief.

Arief juga menguraikan soal struktur biaya jagung pipil kering yang telah dihitung Bapanas. Hal itu merupakan pemantik semangat petani jagung agar kian semangat berproduksi.

Apalagi jagung turut jadi bagian dari pembentuk harga komoditas telur ayam dan daging ayam.

"Jadi gini, jagung kemarin itu harga awalnya Rp4.200 per kilogram, sebelumnya Rp3.150 per kilogram sehingga para petani itu tak bergairah. Nah, hari ini jagung itu sudah naik ke Rp5.000 per kilogram, ini supaya teman-teman di sentra produksi jagung itu semangat untuk menanam," jelasnya.

Melalui Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 6 Tahun 2024, lanjut Arief, telah ditetapkan harga acuan pembelian di tingkat produsen dan harga acuan penjualan di tingkat konsumen untuk jagung, telur ayam ras, dan daging ayam ras.

Adapun dalam beleid dimaksud, jagung pipilan kering dengan kadar air (KA) 15 persen di harga Rp5.000 per kg, KA 20 persen di Rp 4.725 per kg, KA 25 persen di Rp4.450 per kg, dan KA 30 persen di Rp4.200 per kg. Lalu untuk jagung pipilan kering di tingkat konsumen/peternak dengan KA 15 persen di Rp5.800 per kg.

Menurut Arief dengan adanya BKT NT dan Bulog di sentra produksi jagung dapat membuat ekosistem yang ideal.

"Kalau Bapak Presiden Jokowi itu memintanya harga yang wajar dan baik di tingkat petani, peternak sampai konsumen. Ini yang harus kita capai bersama-sama. Indonesia punya sekitar 270 juta lebih konsumen, jadi petani dan peternak unggas supaya bisa bersama sokong itu," kata Arief.

Arief menambahkan, Bulog dan BKT NT juga melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama. Dimana ke depannya akan diterapkan harga pre-sale untuk para peternak berupa Rp4.900 per kg jika dibeli dalam satu bulan dan Rp5.000 per kg jika dibeli dalam dua bulan.

Detail kualitas jagungnya antara lain memiliki kadar air maksimal 17 persen, butir berjamur maksimal 2 persen, butir pecah maksimal 2 persen, butir rusak maksimal 3 persen, benda asing maksimal 2 persen, dan aflatoksin maksimal 100 parts per billion (ppb).

Baca juga: Bapanas minta semua pihak optimal serap produksi jangung dalam negeri
Baca juga: Hipmi: Perlu investasi "dryer" dan silo modern dorong produksi jagung
Baca juga: Mentan berharap Bulog segera serap jagung hasil produksi petani

 

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024