tidak ada korban jiwa maupun kerusakan bangunan dari kejadian longsor tersebut, namun ada setidaknya satu rumah kost yang berada di dekat lokasi longsor sehingga penghuni perlu meningkatkan kewaspadaan.Yogyakarta (ANTARA News) - Talud Sungai Winongo di Kelurahan Bener Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta, Selasa, longsor sepanjang 50 meter dengan ketinggian 12 meter.
"Kejadiannya sekitar pukul 07.00 WIB. Sekitar satu bulan lalu, sudah ada laporan dari warga yang menyampaikan bahwa talud di lokasi ini sudah retak-retak. Beberapa waktu lalu pun, kami sudah datang melihat lokasi ini," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta, Agus Winarto di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, longsor tersebut disebabkan beberapa faktor di antaranya usia talud yang sudah cukup tua, tebing sungai yang curam, dan adanya saluran irigasi yang melewati talud tersebut. Dari bekas runtuhan talud, muncul rembesan air yang diduga berasal dari saluran irigasi.
Agus menambahkan, tidak ada korban jiwa maupun kerusakan bangunan dari kejadian longsor tersebut, namun ada setidaknya satu rumah kost yang berada di dekat lokasi longsor sehingga penghuni perlu meningkatkan kewaspadaan.
Runtuhan talud yang longsor tersebut masuk ke badan sungai dan sempat menutup aliran air. Namun, warga sekitar kemudian melakukan upaya gotong royong untuk menyingkirkan reruntuhan dan membuka aliran air.
"Kami juga akan bekerja sama dengan TNI, relawan dan BPBD DIY untuk melakukan kegiatan kerja bakti pada Rabu (12/2) untuk membersihkan reruntuhan dan memperkuat bagian bahwa talud agar tidak semakin tergerus air sungai," kata Agus.
Kegiatan kerja bakti tersebut, lanjut dia, diperkirakan diikuti oleh sekitar 200 orang.
"Saat ini, Kota Yogyakarta masih berada pada status Siaga Bencana hingga akhir Februari. Perbaikan talud diperkirakan masih bisa menggunakan dana tak terduga. Kondisinya sangat rawan dan perlu segera diperbaiki," katanya.
Sementara itu, salah satu warga Kelurahan Bener Nungcik (87) menyatakan menyaksikan secara langsung runtuhnya talud di tebing sungai itu.
"Talud bagian bawah terlebih dulu yang runtuh baru disusul talud bagian atas. Sebelumnya, pagar pembatas talud dan jalan sudah miring terlebih dulu," katanya.
Ia mengatakan, talud di lokasi tersebut sebelumnya sudah retak-retak sejak akhir Desember 2013. "Untung pada hari ini tidak ada yang memancing. Biasanya, lokasi ini menjadi tempat favorit warga untuk memancing," katanya.
(E013)
(U.E013/B/B015/B015) 11-02-2014 15:45:14
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014