Jakarta (ANTARA) - Program pelatihan Tobacco Control National Leadership Training (TCNLT) menjadi salah satu cara bagi organisasi keagamaan Muhammadiyah untuk membantu pemerintah menekan angka perokok di kalangan pelajar remaja di Indonesia.

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dadang Kahmad dalam keterangan di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa program TCNLT tersebut lahir atas inisiasi dari kalangan pelajar remaja yang tergabung dalam organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).

Tahun ini pihaknya menyeleksi puluhan pelajar dari 12 wilayah di Indonesia untuk diberikan segenap materi dalam program pelatihan TCNLT yang berlangsung terpusat di Kantor Pengurus Pusat Muhammadiyah di Jakarta, 5- 6 Juli 2024.

Materi yang diberikan di antaranya mulai dari edukasi bahaya dan pentingnya hidup sehat tanpa rokok, hingga mempelajari regulasi terkait larangan menjual rokok bagi kelompok usia di bawah 18 tahun dan seterusnya.

Menurut dia, pihaknya menyadari bahwa untuk mengendalikan konsumsi rokok bukan hanya tanggung jawab pemerintah melainkan juga organisasi. Hal demikian dibuktikan tingginya angka pelajar merokok saat ini padahal sudah dikeluarkan fatwa haram Nomor 6//SM/MTT/III/2010 tentang Hukum Merokok.

Merujuk hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan, hampir 30 persen pelajar di Indonesia pernah merokok atau setara dengan 57 juta pelajar. Jumlah tersebut meningkat 2,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Kementerian Kesehatan berpendapat jumlah tersebut menunjukkan keprihatinan yang mendalam mengingat remaja merupakan kelompok usia yang rentan terhadap bahaya merokok dan kebiasaan merokok pada usia muda dapat berakibat fatal bagi kesehatan di masa depan.

Maka dari situ, ia berharap melalui TCNLT dapat mencetak pelajar dengan jiwa kepemimpinan yang memiliki kesadaran tinggi dan kemampuan agen perubahan untuk menggerakkan kampanye anti-merokok.

Juru Bicara Menteri Pertahanan Dahnil Anzar Simanjuntak yang menjadi salah satu pemateri mengatakan bahwa TCNLT dari IPM merupakan solusi untuk melahirkan budaya baru dan sangat bagus jika banyak anak muda berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Pasalnya, ia berpendapat, semakin besar keterlibatan remaja pelajar maka juga melahirkan grup penekan yang kuat di tengah masyarakat dalam mengurangi angka pengguna rokok. Untuk itu, TNCLT dihadapkan bisa dilaksanakan secara berkelanjutan sebagai salah satu langkah yang positif​​​​​.

Baca juga: Praktisi Kesehatan: Kolaborasi perlu untuk tekan prevalensi merokok

Baca juga: Dokter sebut rokok hambat perkembangan neurologis balita

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024