Pangan lokal punya banyak nilai terlebih di daerah pariwisata karena otentik, ada kekhasan lokal
Manggarai Barat, NTT (ANTARA) - Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disnakertranskopumkm) Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, melatih 25 pelaku UMKM bidang kuliner untuk mengolah bahan pangan lokal menjadi jajanan dan makanan khas Labuan Bajo guna mendukung industri pariwisata.
 
"Pangan lokal punya banyak nilai terlebih di daerah pariwisata karena otentik, ada kekhasan lokal sehingga kami dorong pangan lokal dengan pengolahan lokal tapi tidak lokal sekali, masih ada ciri khas lokal," kata Kepala Disnakertranskopumkm Manggarai Barat Theresia P Asmon di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat.
 
Perempuan yang akrab disapa Ney Asmon ini menjelaskan keunggulan lain dari pengembangan pangan lokal menjadi kuliner adalah bahan baku yang mudah didapatkan dan murah di pasar.
 
"Jadi berkelanjutan, ekonomi bukan hanya di hulu tapi di hilir lalu mudah promosikan karena di daerah pariwisata apa saja yang terkait lokal pasti banyak dicari," jelasnya.
 
Ia menambahkan pelatihan itu juga dimaksudkan untuk mengoptimalkan bahan pangan lokal untuk jajanan yang selama ini didatangkan dari Luar Labuan Bajo.

Ia mencontohkan jajanan pie labu kuning yang berbahan dasar labu yang melimpah di Labuan Bajo.

Baca juga: Gubernur : AirAsia buka rute penerbangan internasional ke Labuan Bajo

Baca juga: BPOLBF harap dubes asing jadi agen promosi pariwisata Labuan Bajo

 
"Kue pie dibawa dari luar dan tersedia di tokoh oleh-oleh, padahal bahan baku banyak di sini," jelasnya.
 
Selama dua hari, lanjut Ney Asmon, para pelaku UMKM juga dilatih teknik pengajian, keramahan, kebersihan dan mengembangkan pangan dan jajanan lokal dengan resep serta bahan pangan lainnya.
 
"Ada enam jenis makanan lokal untuk menu makanan berat, seperti yang selama ini kita tahu makanan lokal tiwu atau nasi dicampur santan lalu dimasukkan dalam bambu dan dibakar, kami kombinasi makanan khas ini dengan bahan lainnya juga memadukan resep makanan tradisional dari pegunungan dengan potensi laut seperti ikan," katanya.
 
Ney Asmon juga menjelaskan pendampingan yang dilakukan pemerintah secara berkelanjutan dimana para pelaku UMKM akan mendapatkan pelatihan penguatan bisnis, pemasaran, dan menghubungkan pelaku UMKM dengan pasar yang lebih besar.
 
"Target kami mereka ambil bagian untuk Festival Golo Koe dan setiap kegiatan nasional yang butuhkan kuliner kami akan pilih mereka melalui kurasi," katanya.
 
Ney Asmon berharap para pelaku UMKM yang telah dibekali kemampuan dalam pelatihan itu dapat mengembangkan usaha di Labuan Bajo untuk menjawab kebutuhan industri pariwisata Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo.
 
"Harapannya mereka konsisten dengan komitmen di awal saat mereka lolos untuk pelatihan dimana setelah dapat ilmu dan pendampingan harus meningkatkan usaha," katanya.

Baca juga: Kemlu ajak dubes asing menanam pohon dan yoga di Parapuar Labuan Bajo

Baca juga: Kemenlu mendorong ekspor produk perikanan Labuan Bajo NTT

Pewarta: Gecio Viana
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024