Jakarta (ANTARA News) - Longsornya gunungan sampah di TPA Bantargebang, yang menewaskan tiga orang pemulung dan melukai enam lainnya terjadi akibat kecerobohan pengelola sampah. Direktur LSM Environment Community Union (ECU) Benny Tunggul Hasiholan di Jakarta, Jumat, mengatakan, pengelola sampah tidak menutup sampah menggunakan sistem sanitary landfill dengan ketebalan 60 cm. Kenyataan di lapangan, ketebalan sistem sanitary landfill hanya 20 cm. Karena ketebalan tanah untuk sanitary landfill tidak dilakukan sebagaimana mestinya, kemudian mengakibatkan kondisi tumpukan sampah labil dan ketika dilintasi alat berat dan aktivitas pemulung membuat gunungan sampah longsor lalu menimbun mereka. "Longsornya gunungan sampah setinggi 20 meter lebar 100 meter persegi itu akibat kecerobohan pengelola sampah PT PBB yang hanya mengeruk keuntungan tanpa memikirkan dampak lingkungan," kata Benny. Di tempat terpisah, Direktur PT PBB, Indra, sebagai pihak pengelola sampah TPA Bantargebang, ketika akan dikonfirmasi di kantornya tidak berada di tempat. Bahkan, telepon genggamnya saat dicoba dihubungi tidak aktif, tetapi menurut salah seorang stafnya sedang keluar.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006