Jakarta (ANTARA) - PT Cipta Perdana Lancar Tbk (PART) resmi mencatatkan saham perdana atau Intial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan berhasil meraih dana segar senilai Rp71,40 miliar yang sebagian besar akan digunakan untuk ekspansi bisnis.
Dalam IPO, perseroan melepas sebanyak 680 juta lembar saham baru, dengan harga penawaran umum sebesar Rp105 per saham.
“Perseroan mengajak masyarakat umum untuk berpartisipasi dan ikut serta dalam pertumbuhan bisnis perseroan di sektor sparepart otomotif, elektronik, dan sanitasi,” ujar Direktur Utama PART Hamim di Main Hall BEI, Jakarta, Jumat.
Terkait penggunaan dana hasil IPO, Hamim menjelaskan, sekitar 54,39 persen akan digunakan untuk belanja modal dalam rangka ekspansi bisnis, yaitu total 92 items moulding.
Ia menjelaskan, items moulding tersebut tidak terbatas seperti Jig Inspection, Bracket Master, Plate, Holder Handle, Equilizer, Lever Comp, Spring Pad, Retainer, Defflector, dan berbagai macam jenis sparepart lainnya.
“Langkah ini guna mendukung pengembangan produk baru dalam rangka memenuhi kebutuhan permintaan dari pelanggan,” ujar Hamim.
Lanjutnya, sisa dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja, yaitu untuk pembiayaan kebutuhan operasional sehari-hari, termasuk pembelian material dan sub material untuk kebutuhan produksi perseroan.
“Dana yang diperoleh dari pelaksanaan Waran Seri I juga akan digunakan sepenuhnya untuk modal kerja, guna membiayai kebutuhan operasional sehari-hari seperti pembelian material dan sub-material untuk kebutuhan produksi,” ujar Hamim.
Dalam aksinya, perseroan menunjuk PT MNC Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek serta PT KB Valbury Sekurtas dan PT Erdikha Elit Sekuritas menjadi Penjamin Emisi Efek.
Hamim menjelaskan, sektor otomotif dengan pertumbuhan yang stabil dan signifikan, mencapai 159.909.708 unit kendaraan pada awal tahun 2024, menunjukkan kenaikan sebesar 7,9 persen dibandingkan tahun 2022.
Dalam industri elektronik, lanjutnya, terdapat peluang besar untuk mengoptimalkan produksi komponen AC dengan proyeksi pertumbuhan pasar yang kuat, didukung oleh urbanisasi yang meningkat dan peningkatan kesadaran akan kenyamanan rumah di Indonesia.
Sementara itu, pasar sanitasi juga menawarkan potensi ekspansi yang signifikan didorong oleh permintaan produk mewah dan pembangunan infrastruktur.
Baca juga: Harita Nickel: Tiga investor selesaikan due diligence di rights issue
Baca juga: BEI: Ada 37 perusahaan antre gelar IPO di pasar modal Indonesia
Baca juga: OJK sebut IPO BPR dan BPRS akan dilakukan secara bertahap
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024