Nairobi, Kenya (ANTARA) - Ibukota Kenya, Nairobi kembali normal setelah dilanda berminggu-minggu aksi protes yang mengakibatkan puluhan orang tewas, gangguan yang meluas dan jalan-jalan utama dipenuhi warga yang berbondong-bondong ke pasar untuk membeli kebutuhan mereka sehari-hari.

Anadolu melakukan pemeriksaan di tempat pada Kamis dan mendapati bisnis sudah beroperasi normal, dengan pembeli memenuhi jalan-jalan dan lalu lintas bergerak melalui Kawasan Pusat Bisnis (CBD) utama ibu kota.

Namun, beberapa pedagang terlihat berdiri di depan toko mereka sambil membawa tongkat kayu di jalan Ronald Ngala.

"Sejak minggu lalu, kami siap siaga melindungi toko kami dari para penjarah, karena beberapa dari kami kehilangan banyak barang, dan kami terlilit hutang. Tetapi kami saat ini senang dengan situasi yang mulai stabil," sebut Brian Ouma, pemilik toko sepatu kepada Anadolu.

"Menyenangkan melihat orang-orang kembali ke jalan, perniagaan dibuka, dan kehidupan kembali normal," kata Ouma.

Namun di tengah kegelisahan dan kecemasan pemerintah, kendaraan polisi tetap parkir di sejumlah lokasi strategis saat petugas berpatroli di jalan-jalan, dengan bekas kerusakan akibat protes, seperti jendela pecah, toko-toko yang dijarah, ban yang terbakar, dan puing-puing barikade, masih terlihat di beberapa tempat.

Aksi protes, yang awalnya dipicu oleh rencana kenaikan pajak itu, baru-baru ini mengalami penurunan dukungan karena meluasnya kekacauan, perampokan, dan vandalisme. Para aktivis dan pemuda, melalui media sosial mendesak masyarakat untuk tidak melakukan protes, dengan alasan adanya penyusupan oleh para penjarah.

Komisi Nasional Kenya untuk Hak Asasi Manusia (KNCHR) yang didanai pemerintah melaporkan bahwa 39 orang tewas dalam aksi protes tersebut, yang dimulai pada 18 Juni akibat rencana kenaikan pajak.

RUU Keuangan tahun 2024 yang memicu kerusuhan merupakan landasan perjanjian Kenya dengan Dana Moneter Internasional (IMF), yang bertujuan untuk mengatasi tantangan fiskal negara tersebut, termasuk kenaikan pajak yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan lebih dari $2,7 milyar (RP44,03 trilyun) untuk anggaran ambisius pemerintah sebesar $30,6 milyar (Rp499 trilyun) pada 2024-25.

Sementara itu, Presiden Kenya William Ruto pada Kamis berjanji akan menindak para polisi yang melukai demonstran.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan Kabinet, Ruto mengatakan “Mereka akan ditangani melalui prosedur hukum dan oleh lembaga yang diberi mandat untuk melakukannya.”

Dalam pernyataan sebelumnya, dia mengatakan kerugian akibat aksi protes mencapai jutaan dolar.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Kenya hentikan aksi kekerasan dan penjarahan dengan cara apapun

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024