Kuala Lumpur (ANTARA) - Sejumlah lembaga ekonomi memperkirakan pemulihan sektor manufaktur Malaysia akan terus berlanjut meskipun indeks manajer pembelian (purchasing managers' index/PMI) untuk sektor manufaktur Malaysia versi S&P Global yang disesuaikan secara musiman turun ke angka 49,9 pada Juni 2024.

Dalam laporannya, Kenanga Research mengatakan pihaknya melihat bahwa kinerja perdagangan dan investasi yang kuat akan mempercepat pemulihan sektor manufaktur Malaysia.

Lembaga riset itu memperkirakan adanya ekspansi signifikan di sektor manufaktur, yang didukung oleh permintaan domestik yang tangguh serta investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) yang kuat ke Malaysia yang sebagian besar dipengaruhi oleh kebijakan investasi Malaysia yang menguntungkan bagi investor asing.

Lembaga itu juga menyatakan bahwa kondisi pasar tenaga kerja yang baik berkat implementasi kebijakan upah progresif yang akan diterapkan akan semakin meningkatkan produktivitas tenaga kerja, dan dapat menjadi dukungan tambahan bagi pemulihan di sektor manufaktur.

Selain itu, lembaga tersebut percaya bahwa peningkatan industri semikonduktor global, yang berakar dari kebutuhan komputasi dan upcycle teknologi serta pemulihan ekonomi China, akan semakin menguntungkan Malaysia.

Seorang karyawati bekerja di ruang kendali sebuah pabrik Alliance Steel (M) Sdn. Pabrik Bhd. di Malaysia-China Kuantan Industrial Park (MCKIP) di negara bagian Pahang, Malaysia, pada 13 Juni 2024. (Xinhua/Cheng Yiheng)

Sementara itu, MIDF Research mengatakan dalam sebuah laporan bahwa pihaknya tetap optimistis dengan kinerja perdagangan eksternal Malaysia pada paruh kedua 2024 karena penjualan barang-barang manufaktur yang lebih baik di luar negeri, termasuk produk kelistrikan dan elektronik, minyak bumi sulingan, bahan kimia, serta mesin dan peralatan

Selain itu, lembaga riset tersebut juga memperkirakan adanya ekspansi stabil dalam ekspor minyak kelapa sawit dan pertambangan, yang didukung oleh harga-harga komoditas global yang menggembirakan.

"Oleh karena itu, kami menegaskan kembali ekspektasi kami bahwa ekspor barang akan pulih dan tumbuh 5,2 persen pada 2024," katanya.

TA Securities juga mengatakan dalam sebuah laporan bahwa rata-rata untuk kuartal kedua tahun ini adalah yang tertinggi sejak kuartal ketiga 2022, yang mengindikasikan potensi peningkatan pertumbuhan ekonomi selama periode ini.

Menurut lembaga riset itu, data juga menunjukkan bahwa ekspansi yang solid baru-baru ini, sebagaimana diindikasikan oleh data produksi manufaktur resmi, terus berlanjut setelah April.

"Ke depannya, pertumbuhan pesanan baru yang berkelanjutan diperkirakan akan terjadi di tahun berikutnya, meningkatkan optimisme terhadap prospek produksi manufaktur," kata TA Securities.

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024