"Kinerja keuangan Garuda Indonesia pada tahun 2013 dipengaruhi oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan faktor tingginya harga bahan bakar

Tangerang (ANTARA News) - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatat penurunan laba bersih (income for the period) secara tajam sebesar 89,89 persen dari 110,8 juta dolar AS pada tahun 2012 menjadi 11,2 juta dolar AS selama 2013.

Sementara itu, laba operasi (operating income) mengalami penurunan sebesar 66,4 persen menjadi 56,4 juta dolar AS dibanding tahun 2012 tercatat 168,1 juta dolar AS.

"Kinerja keuangan Garuda Indonesia pada tahun 2013 dipengaruhi oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan faktor tingginya harga bahan bakar," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar dalam keterangan pers di kantor Garuda Indonesia, Tangerang, Senin.

Emir menambahkan selain faktor tersebut, pada 2013 Garuda juga melakukan investasi dalam jumlah besar berupa penambahan armada untuk menunjang peningkatan operasional dan proses pengembangan Citilink sebagai Low Cost Carrier (LCC) yang beroperasi secara mandiri.

"Dalam dolar AS agak melenceng karena pendapatan kita itu kan kalau dalam dolar AS, mengalami depresiasi terhadap rupiah. Sehingga kita ikut terdampak. Kalau (pendapatan) dalam rupiah saya rasa cukup bagus," tambah Emir.

"Biaya operasional Garuda Indonesia 60 persen menggunakan dolar AS dan 40 persen rupiah sementara pendapatan 50 persen dari dolar AS dan 50 persen rupiah," tambahnya.

Garuda Indonesia harus menanggung beban operasi sebesar 3,71 miliar dolar AS pada 2013 dibanding tahun sebelumnya tercatat 3,29 miliar dolar AS.

Garuda Indonesia merogoh kocek senilai 1,42 miliar dolar AS untuk bahan bakar tahun 2013 dari 1,25 pada 2012, yang merupakan beban operasional terbesar bila dibandingkan biaya sewa pesawat, asuransi, gaji pegawai, dan lainnya.

Meskipun mengalami penurunan laba, lanjut Emir, pada tahun 2013 Garuda berhasil melunasi pinjaman sebesar total 130 juta dolar AS, yang terdiri atas 55 juta dolar AS dari Citi Club Deal-1 dan 75 juta dolar AS dari Indonesia Exim Bank.

Garuda Indonesia menutup tahun 2013 dengan membukukan pendapatan operasi (operating revenue) sebesar 3,72 miliar dolar AS, meningkat 7 persen dibanding tahun 2012 sebesar 3,47 miliar dolar AS. Sementara pendapatan dari penumpang (passenger revenue) mengalami peningkatan sebesar 10 persen, dari 2,69 miliar dolar AS pada 2012 menjadi 2,96 miliar dolar AS selama 2013.

"Ini pencapaian yang bagus karena tekanan airlines di dunia berat pada 2013," kata Emir.

Selama 2013, Garuda Indonesia mengangkut sebanyak 25 juta penumpang atau meningkat 22,3 persen dibanding tahun 2012 sebanyak 20,4 juta penumpang. Kapasitas produksi (Availability Seat Kilometer/ASK) pada tahun 2013 juga meningkat sebesar 19,8 persen menjadi 43,13 miliar, dibanding tahun 2012 tercatat 36 miliar.

Garuda Indonesia juga berhasil meningkatkan jumlah angkutan Cargo pada tahun 2013 sebesar 345.923 ton cargo, meningkat 23,4 persen dari tahun sebelumnya yang tercatat 280.285 ton. Sementara itu, "yield" penumpang mengalami sedikit penurunan (6,1 persen) dari US$c 9.65 pada tahun 2012 menjadi US$c 9.1 pada tahun 2013.

Frekuensi penerbangan Garuda Indonesia (domestik dan internasional) mengalami peningkatan sebesar 28,1 persen menjadi 196,403 frekuensi penerbangan, dibanding periode tahun 2012 yang tercatat 153,266 frekuensi penerbangan.

Sementara itu, seiring perkembangan jaringan dan penambahan armada yang dilakukan sepanjang tahun 2013, Garuda Indonesia berhasil mempertahankan tingkat utilisasi pesawat (Aircraft Utilization) sebesar 10:44 jam. Tingkat isian penumpang (Seat Load Factor/SLF) mencapai 74,1 persen, menurun sedikit dibanding tahun 2012 yang tercatat 75,9 persen; dan tingkat ketepatan penerbangan (On Time Performance/OTP) pada tahun 2013 mencapai 83,8 persen, dibanding tahun 2012 tercatat 84,9 persen.

Selama 2013, market share Garuda Indonesia di pasar internasional adalah sebesar 23,5 persen; dari sebelumnya di tahun 2012 tercatat 24,1 persen. Sementara market share penumpang domestik pada tahun 2013 relatif stabil dibanding tahun 2012 yaitu sekitar 28 persen.

Selama tahun 2013 Garuda Indonesia Group menerima 36 pesawat baru terdiri dari 4 Boeing 777-300 ER, 2 Airbus A330-200, 1 Airbus 330-300, 10 Boeing 737-800 Next Generation, 7 Bombardier CRJ-1000 NextGen, 2 ATR 72-600, dan 10 Airbus A320 untuk Citilink, sehingga total pesawat yang dioperasikan selama tahun 2013 adalah sebanyak 140 pesawat dengan rata - rata umur pesawat 5 tahun.

Pewarta: Monalisa
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014