Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menerbangkan 97 mahasiswa politeknik ke Prancis lewat program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) Vokasi.

"Melalui kerja sama dengan pemerintah Prancis sejak tahun 2022 lalu, program IISMA Vokasi telah mengirimkan 148 mahasiswa Indonesia, di mana 97 orang di antaranya merupakan mahasiswa politeknik," kata Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kiki Yuliati dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.

Kiki menyampaikan hal tersebut pada acara kelompok kerja bersama (joint working group) ke-13 di bidang pendidikan tinggi, penelitian, dan inovasi bersama Prancis bertajuk "Meningkatkan Kemitraan Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Inovasi Indonesia-Prancis untuk Masa Depan yang Maju dan Berkelanjutan” di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada Rabu (3/7).

Ia menjelaskan, Prancis menjadi salah satu negara tujuan mahasiswa vokasi dalam program IISMA dengan jumlah peminat yang terus meningkat setiap tahunnya.

“Banyak industri-industri besar yang bermitra dengan host university (universitas yang menjadi tuan rumah) di Prancis, sehingga mahasiswa kita tidak hanya berkesempatan untuk melakukan pertukaran studi selama satu semester, tetapi juga bisa merasakan atmosfer industri di Prancis melalui program-program IISMA yang dijalankan di setiap host university tersebut," ucapnya.

Baca juga: IISMA jadi jalan alumni raih beasiswa S2 di luar negeri

Kiki mengemukakan, kerja sama dengan pemerintah Prancis melalui program IISMA telah memberikan kesempatan bagi mahasiswa vokasi untuk meningkatkan keterampilan hard skill maupun soft skill melalui pengalaman lintas budaya, serta mengaplikasikan ilmu praktik yang dipelajari selama masa pembelajaran di Indonesia.

Selain itu, menurutnya, mereka juga dapat bertukar pengalaman dengan para mahasiswa dari berbagai negara di Prancis, sehingga ada peningkatan nilai keahlian para calon lulusan mahasiswa politeknik Indonesia ke depannya.

IISMA merupakan program beasiswa unggulan yang didanai pemerintah, dikelola oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbudristek. Program tersebut bertujuan mendanai mahasiswa program sarjana Indonesia untuk mengikuti program mobilitas di universitas mitra terkemuka di luar negeri.

Program IISMA tahun ini dilakukan melalui tiga skema, diantaranya skema reguler, afirmasi, dan co-founding.

Baca juga: UI bekali mahasiswa persiapan menjalani studi di luar negeri

Skema reguler merupakan beasiswa penuh dari Kemendikbudristek. Sementara itu, skema afirmasi merupakan beasiswa penuh dari Kemendikbudristek untuk para mahasiswa yang berasal dari wilayah tertinggal, sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) No. 63 tahun 2020 terkait penetapan daerah tertinggal.

Skema tersebut juga diberikan kepada para mahasiswa yang menerima Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-Kuliah) atau mahasiswa yang lolos penerima beasiswa bidik misi.

"Dalam program IISMA ini, kami ingin memberikan kesempatan untuk semua mahasiswa unggul di Indonesia," ucap Kiki.

Selain itu, skema co-founding ditujukan bagi mahasiswa Indonesia yang akan mendapatkan pengalaman belajar di perguruan tinggi luar negeri dengan skema pembiayaan dana dari pemerintah dan mahasiswa secara mandiri.

"Program IISMA ini berperan sebagai program kampus emansipasi yang dapat mengembangkan apresiasi dan pemahaman lintas budaya diantara para mahasiswa. Melalui program ini, kami berharap dapat melahirkan generasi anak muda yang siap memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat, dan dapat mendukung tercapainya Indonesia Emas 2045 kelak," kata Kiki Yuliati.

Baca juga: 33 mahasiswa UC lolos program beasiswa IISMA Kemendikbudristek

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024