Bandarlampung (ANTARA News) - Kepala Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau di Desa Hargopancuran Kabupaten Lampung Selatan, Andi Suardi, kembali mengimbau wisatawan dan nelayan untuk tidak mendekati gunung aktif di Selat Sunda itu dalam radius satu kilometer, meski aktivitas sepanjang Februari termasuk normal.
"Aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) masih tenang-tenang saja. Intensitas kegempaan tertinggi di Februari terjadi pada tanggal dua sebanyak 31 dan tanggal 7 sebanyak 46," kata Andi saat dihubungi dari Bandarlampung, Senin.
Meski intensitas kegempaannya relatif rendah, ia menegaskan bahwa status Gunung Anak Krakatau masih belum diubah atau tetap masih dalam status waspada, sehingga larangan mendekat dalam radius satu hingga dua kilometer dari gunung tersebut tetap diberlakukan.
Ia menyebutkan sepanjang Februari kegempaan GAK rata-rata di bawah 25. Meski kegempaan gunung api itu cenderung turun, namun kondisi Gunung Anak Krakatau sulit diprediksi, ujarnya.
"Kalau pun terjadi peningkatan intensitas kegempaan vulkaniknya, itu disebutkan terjadinya tektonik atau proses gerakan pada kerak bumi. Terjadinya pun kadang kala saja," katanya.
Dia juga menyebutkan Gunung Anak Krakatau masih diselimuti kabut sehingga tak bisa dilakukan pemantauan secara visual.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan terdapat 19 gunung status waspada (level II) yaitu Kelud, Raung, Ibu, Lewotobi Perempuan, Ijen, Gamkonora, Soputan, Sangeangapi, Papandayan, Dieng, Seulewah Agam, Gamalama, Bromo, Semeru, Talang, Anak Krakatau, Marapi, Dukono, dan Kerinci.
Satu gunung berstatus Awas (level IV) yaitu Gunung Sinabung sejak 24 April 2013, serta tiga gunung berstatus siaga (level III) yaitu Karangetang, Lokon dan Rokatenda.
Sementara itu, gunung api lainnya masih berstatus normal.
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014