Itu saya sama sekali tidak tahu teknik dasar dayung (saat pertama dipanggil). Itu tiba-tiba di Jatiluhur, kok lihat mendayungnya mundur
Ambisi taklukkan ombak Paris


Memo yang harus absen dari gelaran Olimpiade Tokyo 2020, kini tampil kembali di gelaran Olimpiade Paris 2024 usai memastikan diri menjadi peringkat kedua di World Rowing Asian & Oceanian Olympic and Paralympic Qualification Regata 2024 di Chungju, Korea Selatan.

Kepastian tersebut diperoleh seusai La Memo finis di urutan kedua dengan catatan waktu 1:43,71 detik, sementara peringkat pertama ditempati atlet dayung Kazakhstan Vladislav Yakovlev membukukan waktu 1:42,78 detik.

Dengan mencapai masa peak performance dan usia yang lebih matang, Muhammad Hadris mengungkapkan bahwa Memo telah dalam kondisi terbaik dan siap menunjukkan performanya untuk menaklukkan ombak Paris.

Memo berambisi untuk memperbaiki catatannya di gelaran Olimpiade Paris 2024 kali ini. Pada gelaran Olimpiade Rio 2016, ia hanya mampu menembus babak perempat final dan menempati posisi ke-16.

Muhammad Hadris menganalisis bahwa kompetitor terkuat Memo di Paris nantinya berasal dari negara-negara Eropa khususnya Jerman, Belanda dan Denmark. Sementara dari benua Asia, Jepang menjadi pesaing terdekat Memo.

"Kalau saya melihat kompetitor Memo sangat-sangat luar biasa karena olahraga rowing ini dari Eropa khususnya Jerman, Belanda dan Denmark. Kalau negara Asia yang mungkin bersaing ya Jepang. Kita mencoba dan memo punya target sendiri dan paling tidak Memo bisa mencapai seperti Olimpiade Rio. Paling tidak kita bisa mencapai final B jadi Memo mencoba untuk ke situ," ujar Haddris.

Haddris berujar bahwa jika berlatih secara intens di Eropa dan ditangani oleh Boudewin van Opstal, maka Memo akan mampu berbicara lebih banyak untuk mengharumkan Indonesia melalui jalur  rowing.



Baca juga: La Memo ingatkan pedayung muda harus memiliki mental tangguh
Baca juga: PODSI Maluku: Corputty dan Memo jadi motivasi atlet Maluku mendunia

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2024