Joko menekankan, kesesuaian dengan standar internasional menjadi hal yang penting. Hal ini mengingat pembuatan suatu standar mempertimbangkan standar definisi (common language). Kesesuaian dengan standar juga bertujuan untuk mencegah risiko greenwashing sehingga penyusunan suatu standar tidak dilakukan secara asal-asalan.
“Penting, pertama, common language. Kedua, untuk mencegah greenwashing, jadi supaya tidak sembarangan saja. Nah, international standard dan kepentingan nasional itu juga menjadi salah dua dari prinsip yang ada di TKBI,” kata Joko dalam diskusi Green Economy Expo 2024 di Jakarta, Kamis.
Sebagai anggota ASEAN Taxonomy Board, Joko mengatakan bahwa OJK selalu menjaga kesesuaian standar dalam TKBI agar selaras dengan lingkup ASEAN. TKBI merupakan produk yang berbasis ilmu pengetahuan (science based) dan produk bersama yang turut melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam proses pembuatannya.
Baca juga: OJK terbitkan buku Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia
“Kita juga memperhatikan perkembangan yang terjadi di dunia saat ini, seperti apa kriterianya. Selain itu juga inklusif, artinya Taksonomi ini tidak hanya nanti digunakan kepada perusahaan-perusahaan yang skalanya besar, tapi juga bisa digunakan untuk UMKM,” kata Joko.
Diluncurkan pada Februari lalu, TKBI merupakan klasifikasi aktivitas ekonomi yang mendukung upaya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. TKBI ini merupakan transformasi dari Taksonomi Hijau Indonesia Edisi 1.0. Kerangka, elemen, dan kriteria TKBI mengacu pada ASEAN Taxonomy for Sustainable Finance dan kebijakan nasional sebagai referensi utamanya.
Joko mengatakan, Taksonomi versi sebelumnya hanya berfokus pada aspek lingkungan saja. Kini Taksonomi versi baru mencoba menyeimbangkan tidak hanya aspek lingkungan, melainkan juga sosial dan ekonomi.
TKBI mengadopsi empat tujuan lingkungan (environmental objective/EO) dari ASEAN Taxonomy for Sustainable Finance antara lain mitigasi perubahan iklim, adaptasi perubahan iklim, pelindungan keanekaragaman hayati, dan ekonomi sirkular.
“Jadi salah satu tujuan lingkungan dari Taksonomi adalah ekonomi sirkular. Sehingga Taksonomi sangat relevan dan mendukung sekali kegiatan-kegiatan berkelanjutan yang ditinjau dari aspek ekonomi sirkular,” kata Joko.
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024