Kami mengalokasikan dana besar untuk penguatan riset yang dimanfaatkan demi mendukung pengembangan industri sawit yang berkelanjutan
Jakarta (ANTARA) - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Asosiasi Inventor Indonesia (AII) bekerja sama untuk membantu mengatasi komersialisasi invensi (perancangan) riset sawit.

“Sawit merupakan komoditas nasional yang membutuhkan penelitian dan pengembangan. Kami mengalokasikan dana besar untuk penguatan riset yang dimanfaatkan demi mendukung pengembangan industri sawit yang berkelanjutan," kata Direktur Penyaluran Dana BPDPKS Zaid Ibrahim dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan BPDPKS memiliki Program Grant Riset Sawit (GRS) yang mendanai 346 perjanjian kerja sama riset, termasuk ke perguruan tinggi dan lembaga penelitian yang melibatkan 122 orang peneliti. Selain dengan peneliti, pihaknya juga menggelar lomba riset tingkat mahasiswa yang dilakukan secara berkala.

Baca juga: Riset sawit sebagai jalan menuju bahan bakar ramah lingkungan

“Sampai saat ini ada 243 publikasi ilmiah yang sudah didaftarkan dan delapan buku yang sudah dicetak. Output ini akan kami integrasikan dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sehingga bisa diakses oleh umum. Kami harap publikasi ilmiah meningkat untuk diseminasi penelitian dan pengembangan sawit," ujarnya.

Bagi BPDPKS, kerja sama dengan AII tersebut dapat mempercepat hilirisasi hasil riset, utamanya berupa teknologi yang dibiayai oleh BPDPKS agar secara cepat dan luas dapat dimanfaatkan industri guna mendukung pembangunan industri kelapa sawit nasional yang tangguh di pasar global.

Sementara itu Ketua Umum AII Didiek Hadjar Goenadi menyampaikan pihaknya siap bekerja sama untuk membekali inventor dengan kemampuan memasarkan invensinya.

Baca juga: BPDPKS danai 329 riset untuk pengembangan kelapa sawit berkelanjutan

"Kami memperkuat kemampuan inventor dalam berinvensi dan membekali inventor dengan kemampuan memasarkan invensinya," kata Didiek.

Ia menjelaskan kerja sama antara BPDPKS dan AII untuk melakukan valuasi dan komersialisasi teknologi hasil riset kelapa sawit yang dibiayai oleh BPDPKS sudah dilakukan sejak periode tahun 2021-2022, dilanjutkan dengan kerja sama tahap dua periode tahun 2022-2023.

Pada GRS 2021-2023 ada 16 invensi yang siap komersialisasi dari 88 invensi yang diseleksi  tim ahli internal AII.  "16 invensi yang lolos tersebut sudah dengan kesiapan teknologinya, nilai ekonomi yang cukup tinggi, dan siap komersialisasi," ucap Didiek.

Baca juga: BPDPKS dorong riset majukan industri sawit Indonesia
Baca juga: BPDPKS gaet kalangan milenial aktif dalam riset sawit

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024