Tahun 2023, emisi CO2 kami itu malah sudah melebihi target, kami sudah menyerap 1,91 juta ton CO2.
Jakarta (ANTARA) - PT Pupuk Indonesia (Persero) mengklaim telah mereduksi emisi karbon sebesar 1,91 juta ton CO2 equivalent pada 2023.

Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha Pupuk Indonesia Jamsaton Nababan menilai upaya tersebut telah melebihi target pengurangan emisi karbon yang ditetapkan perusahaan untuk 2023, yakni sebesar 1,21 juta ton CO2 equivalent.

“Tahun 2023, emisi CO2 kami itu malah sudah melebihi target, kami sudah menyerap 1,91 juta ton CO2. Targetnya adalah 1,21 juta ton, tetapi yang sudah kami reduction itu adalah 1,91 juta ton,” kata Jamsaton Nababan dalam Green Economy Expo 2024, di Jakarta, Kamis.

Perseroan menargetkan pengurangan emisi karbon Pupuk Indonesia pada 2030 mencapai 3,4 juta ton, sehingga pada 2060, Pupuk Indonesia diharapkan bisa bebas emisi.

Jamsaton menjelaskan, upaya Perseroan dalam mengurangi emisi CO2 bukan semata hanya untuk memenuhi aturan, melainkan memang diarahkan guna menciptakan industri pupuk yang berkelanjutan.
Baca juga: Pupuk Indonesia berencana beli emisi karbon perusahaan perkebunan

Pupuk Indonesia telah menurunkan emisi dengan mengimplementasikan inisiatif dekarbonisasi melalui pendekatan ekonomi sirkuler dengan prinsip reduce, renew, dan recover.

Menurut Jamsaton, seberapa besar usaha Perseroan dalam berkontribusi mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) akan berdampak jangka panjang terhadap keberlangsungan produksi pupuk nasional.

“Maka kami harus comply dengan aturan global. Kami tidak ingin nanti suatu saat produk pupuk kita diboikot, di sisi lain kami memang saat ini sudah mulai masuk (menurunkan emisi karbon),” ujarnya pula.

Lebih lanjut, ia mengakui bahwa industri pupuk memang merupakan salah satu industri yang menghasilkan emisi CO2 yang cukup besar. Hal tersebut dikarenakan mayoritas bahan baku pupuk merupakan gas.

"Jadi artinya, proses produksi pupuk ini memang tidak terlepas daripada penggunaan energi fosil, dan memberikan emisi CO2. Untuk menghasilkan pupuk, proses pertama itu adalah dari gas, konversi ke amonia, amonia dan urea, dan turunannya," ujar Jamsaton. Namun, ia menilai hasil emisi karbon tersebut masih dapat diolah dan digunakan untuk industri lain. Contoh pengolahannya menjadi soda ash yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan kaca.
Baca juga: Pupuk Indonesia tanam 8 ribu pohon dukung penurunan emisi karbon
Baca juga: Pupuk Kujang lakukan sejumlah strategi untuk penurunan emisi karbon 


Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024