Zona yang harus dihindari berada pada radius empat kilometer pada arah utara-timur laut dan lima kilometer pada sektor timur laut dari puncak Gunung Lewotobi Laki-laki.

Jakarta (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih memberlakukan radius tiga kilometer dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur Nusa Tenggara Timur, sebagai zona tidak aman yang harus dihindari.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan dalam keterangannya di Jakarta Kamis, mengatakan bahwa masyarakat atau pengunjung dan wisatawan direkomendasikan untuk tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius yang telah ditetapkan.

Begitupun secara sektoral zona yang harus dihindari berada pada radius empat kilometer pada arah utara-timur laut dan lima kilometer pada sektor timur laut dari puncak Gunung Lewotobi Laki-laki.

Menurutnya, hal demikian dikarenakan tim PVMBG mendapati aktivitas vulkanologi Gunung Lewotobi Laki-laki yang masih tinggi berada pada status Level III atau siaga.

Terbaru PVMBG mencatat telah terjadi erupsi pada Kamis, pukul 17.07 WITA dengan tinggi kolom abu teramati lebih kurang 500 meter di atas puncak, atau 2.084 meter di atas permukaan laut.

Berdasarkan laporan Pos Pengamatan Gunung Api di Desa Pululera, diketahui erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 14.8 mm dan durasi lebih kurang 9 menit 14 detik.

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat daya dan barat.

Masyarakat yang terdampak hujan abu Gunung Lewotobi Laki-laki juga diharapkan selalu memakai masker atau penutup hidung-mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan.

PVMBG akan terus menginformasikan perkembangan aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki kepada pemerintah daerah sempat, diakses masyarakat kepada petugas Pos Pengamatan di Desa Pululera Wulanggitang, atau melalui media sosial (pvmbg_) untuk rujukan tindakan selanjutnya

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024