Jakarta (ANTARA) - Kongres Wanita Indonesia (Kowani) menyebut bahwa perempuan memiliki kontribusi yang besar dalam meneguhkan persatuan nasional.

"Kontribusi perempuan dalam mempertahankan persatuan nasional sering kali tidak terlihat secara langsung tetapi sangat penting,” kata Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto Wiyogo dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.

Dalam acara "Perempuan sebagai Agen Perubahan Dalam Meneguhkan Persatuan Nasional" yang diselenggarakan di Jakarta, Rabu (3/7), Giwo menuturkan kontribusi nyata perempuan sebagai agen perubahan dapat dilihat dari berbagai aspek kehidupan seperti pendidikan, teknologi, persatuan dan kesatuan, pemberdayaan ekonomi, kesehatan sampai pelestarian lingkungan.

Baca juga: Menteri PPPA dorong pemberitaan kekerasan seksual berperspektif gender

Baca juga: Schneider dukung kesetaraan gender dalam pengembangan SDM perusahaan


Pada bidang pendidikan dan pengasuhan misalnya. Perempuan punya peran sentral dalam mendidik generasi muda, yakni melalui diajarkannya nilai-nilai persatuan, toleransi, dan penghargaan terhadap keragaman kepada anak-anak, serta menciptakan fondasi kuat bagi persatuan nasional di masa depan.

Di samping itu perempuan juga banyak bergerak aktif dalam kegiatan sosial dan kemasyarakatan yang mempromosikan dialog antarbudaya, perdamaian, dan keadilan sosial. Di sisi ekonomi, para perempuan berupaya mengurangi disparitas sosial yang dapat mengancam persatuan nasional dengan ikut menumbuhkan perekonomian bangsa secara inklusif dan berkelanjutan.

“Bahkan dalam Kongres X Kowani yang dihadiri oleh Presiden Pertama Ir. Soekarno, dengan jelas menyatakan bahwa revolusi Indonesia tidak dapat berjalan tanpa adanya keterlibatan perempuan,” ucap Giwo.

Dalam bidang politik dan pemerintahan, perempuan sering kali membawa perspektif baru dan menekankan pentingnya inklusivitas dalam pengambilan keputusan dan memperjuangkan kebijakan yang mempromosikan persatuan nasional dan perlindungan hak-hak semua warga negara.

Sementara pada bidang seni, sastra, dan budaya, perempuan sering menjadi pengemban nilai-nilai kebangsaan dan kebhinekaan Indonesia.

Peneliti senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Siti Zuhro menambahkan bahwa perempuan memiliki potensi kepemimpinan yang baik dan secara fitrahnya memiliki sifat keibuan.

Dalam berpolitik, tantangan yang harus dihadapi perempuan diantara patriarki yang masih kental, bahkan seleksi kandidat dilakukan oleh sekelompok kecil yang kebanyakan laki-laki.

"Bahkan di parlemen, keterwakilan perempuan masih kurang dari seharusnya. Sayangnya, sedikit media yang mengangkat isu tersebut, " katanya.

Baca juga: CTC: Butuh pendekatan kesetaraan gender untuk konservasi laut efektif

Baca juga: Memberdayakan kaum perempuan marginal melalui pendidikan alternatif

Baca juga: Sandi: UN Tourism Conference perkuat kesetaraan gender sektor parekraf

 

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024