Salah seorang petani di Desa Tempuran, Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah, sekitar 60 Km Utara Kota Bandarlampung, Rusman (70) di Trimurjo, Minggu mengatakan, petani senang menanam jahe karena mudah menjualnya.
"Tanaman jahe mudah menjualnya, terkadang di kebun sudah didatangi pembeli," ujarnya.
Bapak dari empat orang anak itu menjelaskan, memasuki bulan Februari 2014 ini harga jahe merosot menjadi sekitar Rp5.000/kg, sebelumnya mencapai Rp10.000/kg.
"Kalau jahe putih sekarang harganya lagi menurun sekitar Rp5.000/kg, sedangkan jahe merah biasanya harganya dua kali lipat dari jahe putih," katanya.
Rusman yang juga salah seorang tokoh masyarakat yang juga mantan pamong desa itu menjelaskan, untuk menjual komoditas jahe tidak sulit.
Hal itu karena salah satu bahan pelengkap bumbu masak di dapur itu selain dibeli oleh pedagang pengumpul juga sudah banyak dibeli oleh tetangga.
"Jahe menjualnya mudah, kalau tidak dibawa ke pasar, juga ada pembeli yang datang, bahkan banyak juga tetangga yang membeli," katanya pula.
Tentang selisih harga, jahe merah lebih mahal dari harga jahe putih, Rusman mengatakan anatara lain karena jahe merah relatif lebih jarang, dan bisa digunakan untuk jamu.
Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu sentra pertanian di Provinsi Lampung, karena daerah ini memiliki lahan dan merupakan produsen hasil pertanian dan perkebunan, seperti padi, jagung, kopi, coklat, lada, karet, kelapa sawit, dan perikanan darat.
(M023/H-KWR)
Pewarta: M Tohamaksum
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014