Berlin (ANTARA) - Kanselir Jerman Olaf Scholz, Rabu (3/7), menawarkan jaminan kepada anggota parlemen bahwa Jerman tidak akan terlibat dalam konflik di Ukraina.

"Ya, saya memberikan jaminan itu. Itulah yang saya perjuangkan sebagai kanselir," kata Scholz kepada anggota parlemen saat sesi tanya jawab di parlemen.

Dia membela pengiriman senjata Jerman ke Ukraina tetapi juga menunjukkan bahwa mereka akan tetap berpegang pada kebijakan yang terukur untuk menghindari konflik langsung antara NATO dan Rusia.

Menanggapi kritik yang ditujukan kepada pemerintah koalisinya karena tidak melakukan inisiatif serius untuk perdamaian, Scholz menyalahkan Rusia, dan menyatakan bahwa Kremlin tidak tertarik pada solusi diplomatik.

"Menurut saya, gencatan senjata yang melibatkan penyerahan Ukraina adalah sesuatu yang tidak boleh didukung oleh Jerman," kata Scholz.

"Dan ini bukanlah pertanyaan yang bersifat abstrak, hal ini menjadi jelas dengan tawaran perdamaian yang aneh dari Tuan Putin," katanya mengacu pada usulan gencatan senjata terbaru yang diajukan Presiden Rusia itu.

"Tuan Putin mengatakan dia siap melakukan gencatan senjata jika Ukraina mengakui aneksasi lebih lanjut wilayahnya oleh Rusia. Hal ini menunjukkan betapa sinisnya pemikiran yang ada, dan bahwa presiden Rusia tidak berniat mengakhiri perang agresifnya," tambahnya.

Bulan lalu, Putin memaparkan serangkaian syarat yang menurutnya akan membawa "resolusi akhir" terhadap perang di Ukraina yang dimulai pada Februari 2022.

Putin mengatakan Rusia akan "segera" menghentikan operasi tempur jika Ukraina membatalkan niatnya untuk bergabung dengan NATO, dan menarik pasukannya dari empat wilayah yang diklaim Rusia -- Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Rusia tuduh Barat hasut konflik di Ukraina, halangi resolusinya
Baca juga: AS umumkan bantuan militer lebih dari 2,3 miliar dolar untuk Ukraina

Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2024