Maria Dolorosa, seorang ibu rumah tangga yang ditemui di pantai Kupang, Minggu, mengatakan, sampah-sampah ini sudah bertebaran di pantai itu sejak beberapa pekan terakhir ini, tetapi tidak ada tindakan pembersihan dari pemerintah.
"Pekan lalu, saya dan keluarga berkunjung ke pantai ini, dan melihat sampah berserakan di sepanjang pantai. Sampah-sampah ini masih tetap ada sampai hari ini," katanya.
Pantauan Antara menunjukkan, tumpukan sampah yang berserakan di sepanjang pantai Kupang sejauh sekitar dua kilo meter itu, menyebabkan air laut menjadi keruh, sehingga pengunjung tidak bisa mandi dan berenang.
Ranting-ranting kayu itupun berduri, disertai pecahan-pecahan kaca sehingga anak-anak tidak bisa leluasa untuk bermain di pantai.
Padahal, pantai Kupang selalu menjadi pilihan warga kota untuk berekreasi dan mandi di laut pada petang hari atau hari libur karena berada dalam Kota Kupang, dimana warga tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi untuk mengunjungi kawasan itu.
Hanya saja, pantai ini tidak terawat sehingga terlihat kotor karena dipenuhi sampah plastik, ranting kayu dan pecahan kaca.
Maria Dolorosa mengharapkan agar pemerintah Kota Kupang dapat memberikan perhatian pada pantai itu, agar bisa bermanfaat bagi masyarakat yang ingin melakukan rekreasi.
"Mungkin saja karena tidak ada retribusi sehingga pemerintah tidak ingin mengurus pantai ini, tetapi seharusnya dilihat bahwa sampah-sampah yang bertebaran di pantai ini, juga mengganggu keindahan kota," kata Dolorosa.
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014