Palu (ANTARA News) - PT PLN Cabang Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), Jumat, mengalami krisis bahan bakar solar sehingga kemungkinan akan terjadi pemadaman total di Kota Palu akibat tidak beroperasinya 10 mesin pembangkit di PLTD Silae, Palu Barat.
"Pokoknya, jika tidak ada pasokan solar dari Depot Pertamina hingga pukul 20:00 Wita, pemadaman total terpaksa dilakukan," kata Ventje R Wungow, Asisten Manajer Pembakitan PLN Cabang Palu.
Menurutnya, hingga Jumat siang Depot Pertamina Palu belum juga memasok bahan bakar solar ke PLTD Silae yang membutuhkan 150 ribu liter per hari.
150 ribu liter solar itu diperlukan untuk mengoperasikan 10 unit mesin pembangkit untuk kebutuhan energi listrik Sistem Palu yang mencakup wilayah
Kota Palu, Kabupaten Donggala, dan sebagian wilayah selatan Kabupaten
Poso.
Menurut Wungow, pasokan BBM ke PLTD Silae dari Pertamina pada Kamis pagi (7/9) berkurang menjadi hanya 140 ribu liter dari yang dibutuhkan 150 ribu liter sehingga terpaksa dilakukan pemadaman di sebagian wilayah Sistem Palu.
Pemadaman berlanjut pada Jumat pagi, bahkan pelanggan yang dilayani hanya 10 persen karena listrik yang dihasilkan PLTD Silae hanya 3-5 Megawatt dari 30 Megawatt kapasitas terpasang.
Persedian BBM PLTD Silae sendiri saat ini kurang dari 30 ribu liter dan hanya mampu bertahan hingga Jumat sore. "Karena itu, jika sampai pukul 20.00 Wita malam nanti tidak ada pasokan BBM, maka dengan sangat terpaksa dilakukan pemadaman secara total," katanya menambahkan.
Sementara itu, Depot Pertamina Palu melaporkan keterlambatan pasokan BBM untuk PLTD serta SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) di Kota Palu dan Donggala dikarenakan kapal tanker dari Kota Baru, Kalimantan Selatan belum berlabuh di Pelabuhan Depot Pertamina Palu di desa Loli Oge.
"Ini informasi yang saya dapatkan (dari seorang pejabat Pertamina Palu)," kata Wungow.
Sementara itu, sebagian warga Kota Palu terlihat panik karena pemadaman terjadi tanpa adanya pengumuman terlebih dahulu.
Tidak sedikit anak-anak yang terpaksa berangkat ke sekolah tanpa mandi karena pompa air di rumahnya tidak dapat dioperasikan, demikian juga dengan para karyawan kantor pemerintah maupun swasta.
"Bagaimana mau mandi, untuk masak saja hanya minta sedikit air sama tetangga yang kebetulan masih memiliki stok air di bak penampungan," ujar Ny. Rahmawati, warga yang tinggal di Perumnas Palupi.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006