Jayapura (ANTARA News) - Tim SAR dari TNI-AL, Basarnas dan warga Merauke, hingga Minggu siang masih mencari lima nelayan di perairan RI-Papua Nugini (PNG) yang hingga saat ini belum diketahui nasibnya.
Komandan Lantamal XI Merauke Brigjen TNI (Marinir) Buyung Lalana ketika dihubungi Antara, Minggu, mengatakan, saat ini tim SAR masih terus mencari ke lima nelayan yang bersama rekan-rekannya ditangkap tentara PNG (PNG Deference Force/PNG DF).
Brigjen Buyung Lalana mengatakan Basarnas Merauke saat ini menggerahkan satu unit kapalnya, sedangkan TNI-AL bersama masyarakat. menggunakan perahu motor atau speed boat.
"Lantamal XI Merauke sendiri saat ini menyiagakan satu KRI yakni KRI BOA," aku Brigjen TNI (Mar) Lalana.
Menurut Komandan Lantamal XI, saat ini kondisi perairan berombak cukup tinggi sehingga menyulitkan bagi pencarian.
Ketika ditanya lima nelayan lainnya yang berhasil menyelamatkan diri, Komandan Lantamal XI Merauke menjelaskan saat ini sudah berada di kota dan dijadwalkan Minggu sore bertemu dengan dirinya.
"Kami akan melakukan pertemuan sore ini untuk mendengar langsung kronologis peristiwa tersebut," jelas Komandan Lantamal XI Merauke Brigjen TNI (Mar) Buyung Lalana
Cari tripang.
Pada tanggal 6 Pebruari , 10 nelayan asal Merauke mencari teripang di gugusan karang perbatasan RI-PNG.
Mereka kemudian ditangkap tentara PNG (PNG DF) yang bersenjata lengkap, kemudian kapal dan barang milik mereka dibakar. Ke-10 nelayan yang merupakan warga Lampu Satu, Merauke itu disuruh berenang menuju ke tepi pantai yang berjarak sekitar lima Km .
Setelah berenang lima orang diantara berhasil tiba di pos pengamanan perbatasan Marinir Kali Torasi sekitar pukul 20.00 WIT, sedangkan lima orang lainnya hingga saat ini belum diketahui nasibnya.
Kelima nelayan yang hingga saat ini belum diketahui nasibnya masing masing Alexander Coa,Ferdinando Coa,Roby Rahail,Joni Kaize dan Zulfikar Saleh. Sedangkan yang berhasil berenang hingga ke pos TNI-AL yakni Anton Kanez Bazik-bazik,Yakobus G.Mahuze,Silvester Ku Basik-Basik,Marselinus Maya Gebze dan Andreas Mahuze.
Pewarta: Evarukdijati
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014